Dulu, aku sempat merasa aneh dengan anak-anak yang home schooling. Dulu itu maksudnya waktu aku masih anak-anak juga seh sampai kuliahan lah. Karena pengetahuan aku dulu yang HS itu kalau gak artis, atau anak-anak artis atau anaknya kak seto. Mikirnya, neh orang-orang gak mau bersosialisasi kali ya, sampai sekolah aja di rumah! Atau kalau artis anaknya sibuk banget kali ya, sampai sekolah aja gak sempat!
Beruntungnya aku ngeblog di tahun 2009 dan setelahnya aku jadi banyak teman blogger yang ternyata ada loh orang ‘biasa’ yang juga memutuskan untuk anaknya HS. Jadi gak cuma anak-anak artis atau orang terkenal aja gitu. Dan ternyata HS itu ada kelompoknya dan ada kurikulumnya! Bahkan yang aku tahu bisa juga menerapkan kurikulum Cambridge gitu loh, keren ya!
Setelah aku tahu gimana model HS sesungguhnya, aku jadi kagum sama orang tua yang dengan sadar meng-HS-kan anak-anaknya. Walaupun aku merasa aku cukup pintar (iya, cuma sampai cukup aja kok π ) tapi aku merasa aku gak akan mampu mengurus si K sendirian di rumah dengan membuat kurikulum sendiri, membuat metode belajar, dan membuat jadwal serta target yang akan ditetapkan ke anak untuk HS tersebut. Yang ada ribet banget! Aku kan kerja ya, dan sampai sekarang aku tetap ingin selalu bekerja seh. Alasan aku bekerja bukan untuk berkarir seh, karena sebenarnya aku gak terlalu suka juga memegang jabatan di kantor. Kalau ditanya aku kenapa bekerja lebih kepada mengisi waktu dan mendapatkan uang, hahahaha. Karena aku sadar, aku bakalan stress banget kalau cuma di rumah aja sama si K. Sedangkan sabtu dan minggu aja aku suka mati gaya gitu loh ngajak si K main. Makanya aku bukan tipe orang tua yang melarang anak buat nonton, hahahaha. Dulu, cara aku untuk mengurangi si K nonton adalah dengan dia bersekolah dan melakukan beragam aktifitas lainnya. Selama ini si K itu ikut les setiap hari loh! Dari Senin- Jumat! Sabtu minggu biasanya kita isi dengan jalan-jalan, makan-makan, liburan ke luar kota atau ya bengong aja gitu nonton youtube dan netflix. Jadi ya emang anaknya udah produktif.
Eyalah tiba-tiba pandemi menyerang! Anak yang biasanya produktif tiba-tiba langsung disuruh di rumah aja. Yang biasanya aku udah tenang menyerahkan anak ke sekolah untuk menuntut ilmu dan menyerahkan ke guru-guru lesnya untuk kegiatan lain dipaksa untuk mengurus si K semuanya seorang diri! Aku tiba-tiba langsung stress! Manalah aku masih tetap harus bekerja kan yak. Makin stresslah diriku. Si K emang selama aku kerja masih tetap aku titipkan di rumah mertua sama bibi nya. Tapi kan bibi yang jagain si K itu gaptek dan gak bisa diserahkan begitu aja untuk mengurus sekolah K gitu. Manalah sekolah si K menggunakan full English lagi kan, makinlah bibinya gak ngerti. Alhasil, beberapa minggu pertama aku bolak balik kantor – rumah mertua setiap hari sejam hanya untuk membukakan si K google meet nya dan menemankan dia sekolah! Pekerjaan yang sangat melelahkan loh!
Karena banyak yang nanyain gimana suasana SFH di sekolahnya si K yaitu Kinderfield Pontianak, so aku akan menceritakan ini sekarang. Tapi, kayaknya ini lebih ke curhat aku sebagai emak-emak yang anaknya SFH deh daripada informasi yang berguna, tapi dibaca aja deh yak π
Gak ada yang siap menghadapi anak-anak yang tiba-tiba harus belajar dari rumah. Ya anaknya, ya gurunya, ya orang tuanya! Aku pribadi dari yang mikir, gimana neh atau apa neh yang aku harus lakukan agar si K tetap on the track pelajarannya dengan pendampingan aku di rumah, sampai kalau ditanya sekarang aku pengen banget sekolah segera dibuka! Aku benci banget orang yang gak taat protokol kesehatan bukan karena peduli sekarang. Lebih kepada kalau kasusnya ada lagi ada lagi kapan sekolah bisa segera buka? Karena aturan menteri sekolah boleh buka untuk kota yang zona hijau. Sekarang Pontianak ini sedang zona kuning. Gagal hijau karena ada positif corona yang datang dari surabaya. Aku denger itu rasa mau buang aja tuh orang ke sungai kapuas loh. Jahat banget gitu mencemarkan kota yang udah zero kasus. Katanya lagi ini orang cuma mau melarikan diri gitu loh, entah dari apa. Ya kok melarikan diri ke Pontianak pak! Ke hutan rimba sekalian sono yak *eh jadi emosi* π
Si K itu resmi gak bersekolah lagi mulai tanggal 16 Maret 2020. Terakhir sekolah itu tanggal 13 Maret 2020. Bener-bener ya, kalau inget-inget itu rasanya buram gitu masa depanku. Dulu ya aku optimis kok, tapi sekarang jujur aku pesimis banget dengan masa depan si pandemi ini. Sebenarnya sekolahnya si K itu akan libur Term 3 mulai tanggal 19 Maret, tapi karena pengumuman pandemi ini, dan Pontianak juga udah ada 1 kasus pertama covid-19 jadilah liburnya dimajukan. Jadi tanggal 16-20 Maret itu ya emang anak-anak libur, dan akan masuk kembali pada tanggal 23 Maret 2020. Selama satu minggu libur itu, yang aku tahu sekolahnya si K ngadain rapat demi rapat baik ditingkat nasional maupun ditingkat lokal di Pontianak memikirkan bagaimana anak-anak ini akan belajar di rumah. Setelahnya, aku sebagai orang tua dapat pemberitahuan bahwa sekolah akan online seminggu 3 kali untuk jenjang KGB yaitu hari senin-rabu-jumat. Setiap harinya anak-anak akan belajar online via Google-meet dengan kode yang diberikan oleh guru 15 menit sebelum kelas dimulai. Sebagai perbandingan, si K itu sekolah dihari biasa Senin sampai Jumat dari pukul 07.30 sampai pukul 11.30. Jadi emang jompang banget bedanya. Selain pertemuan tatap muka via google meet, sekolahnya si K juga menyiapkan Google-Class yang terdiri dari beberapa kelas. Yang aku inget seh ada kelas English, Math, IBL Social Study, IBL Science, Art, Mandarin, dan lainnya lupa, hahahaha. Jadi, nanti disetiap kelasnya guru-guru akan memberikan tugas gitu via Google-Class. Kita sebagai orang tua akan print tugas tersebut, anak ngerjain, terus hasilnya difoto dan upload kembali ke google classnya. Awalnya dikasih jadwal ngerjain tugasnya itu 3 hari, lalu iubah jadi gak ada target waktunya, yang penting dikerjain aja gitu deh. Repot banget loh ngurusin ini.
Tiga minggu berselang, karena gak melihat ada perbaikan kondisi, maka sekolahnya si K menetapkan bahwa pembelajaran daring akan dilanjutkan sampai akhir Term 4 ini selesai. Artinya adalah si K fix gak akan masuk ke sekolah lagi sebagai anak TK. Fix bahwa hari terakhir dia bersekolah normal sebagai anak TK adalah pada tanggal 13 Maret itu kemaren. Dan fix nanti kalau sekolah sudah kembali buka (yang gak tahu kapan itu) si K udah resmi jadi anak SD. Huwaa, sedih banget loh aku. Soalnya kan biasanya anak-anak yang lulus TK ini dibuat acara perpisahan yang meriah dan seru gitu di sekolah si K ini. Aku dan beberapa mama-mama masih berharap acara ini diadain walaupun gak gede di sekolah. Tapi blass lah gak ada, huhuhu. Awalnya yang si K sekolah via g-meet setiap 3 kali seminggu, diganti menjadi setiap hari dengan tugas yang lumayan banyak juga. Lelah mamak!
Aku seringkan yak bilang di sini bahwa aku suka surprice bahwa si K dengan umur yang masih kecil udah bisa tampil dan presentasi di depan kelas untuk menceritakan apa yang telah dipelajarinya di sekolah. Terus tiba-tiba yang biasanya guru yang ngajarin dia untuk presentasi dan menghapal bahan materinya, kali ini aku dong yang harus mempersiapkan si K! Kadang, saat-saat seperti ini, aku mempertanyakan kenapa aku yang harus melakukan ini semua. Aku bayar sekolah mahal-mahal buat guru-gurunya yang ngajarin loh! Hmmm.
Saat mempertanyakan seperti itu, aku ingat dan lihat lagi orang tua yang meng-HS-kan anak-anaknya. Walaupun aku harus capek menemankan si K mengerjakan tugas-tugasnya. Tapi untuk di sekolah si K sendiri, aku merasa aku gak terlalu perlu mengajari si K loh. Walaupun cuma 1 jam, tapi sekolahnya si K memberikan waktu yang efektif untuk mengajari anak-anak pelajaran dasar yang perlu mereka ketahui. Jadi di rumah tinggal diulangi aja gitu. Lalu, mereka juga tetap melaksanakan kurikulum yang ada. Jadi aku gak mikir hari ini mau belajar apa. Anak ini harus paham sampai mana. Bener-bener tugas aku cuma print tugas dan upload aja seh, bahkan untuk si K sendiri dia gak perlu ditemenkan juga seh yak sebenarnya ngerjain tugasnya, karena dia udah tahu semua sendiri! Syukurnya untuk bahan presentasi itu tentang planet dan warna pelangi yang pada dasarnya sebelum di sekolah dia juga udah tahu sendiri dari youtube π jadi cincai lah aku ngajarinnya. Tapi tetep aja lelah, hahahaha.
Di tengah pembelajaran sekolah kemudian melakukan inovasi lagi. Yang awalnya orang tua harus menyiapkan bahan sendiri, kali ini sekolah memberikan bahan worksheet yang orang tua tinggal pake aja. Jadi sekolah membuat jadwal pengambilan cetakan worksheet tersebut dengan cara drive thru. Ini lumayan membantu seh karena hasil cetakan dari google class gak sebagus kalau dicetak beneran gitu. Sekolah si K bener-bener berupaya untuk anak-anak tetap bisa ‘bersekolah’ dengan nyaman dan memenuhi target yang telah ditetapkan. Walaupun pada dasarkan aku merasakan bahwa targetnya dikurangi seh. Tapi kalau aku disuruh menyiapkan bahan sekolah sendiri aku juga nyerah. Dan juga, membandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarku sekolah si K ini sangat jauh lebih terdepan seh daripada sekolah lain. Ibu aku sendiri ngajar di SD negeri, blas anak-anaknya gak ada bahan yang diberikan (sebelum tahun ajaran baru). Temen aku yang anaknya sekolah di SD Islam swasta lumayan terkenal di Pontianak ‘cuma’ diberikan materi dari WAG. Jadi, aku masih bersyukur si K sekolah di Kinderfield karena yang aku rasakan, walaupun di rumah, rasanya si K tetap dalam bimbingan sekolah dan guru-gurunya.
Kalau mau baca teman-tema apa aja yang dipelajari waktu si K sekolah selama di TK Kinderfield bisa dibaca di bawah yak:
- Masa β Masa Kiddy 2, Term 1
- Masa β Masa Kiddy 2, Term 2
- Masa β Masa Kiddy 2, Term 3
- Cerita Akhir Tahun Kiddy 2
- Some Stories About KGA (Term 1 & 2)
- Stories About KGA (Term 3 & 4)
- Akhirnya KGB (Term 1 & 2)
- Cerita KGB Term 3
- Cerita KGB Term 4 : School From Home
Lalu, bagaimana presentasinya selama belajar di rumah?
Seperti yang aku bilang setiap Term di Kinderfield itu punya tema masing-masing, dan walaupun selama SFH, temanya masih tetap jalan dong! Tema yang diangkat pada term 4 kali ini untuk Social Study adalah Amazing Color dan untuk Science adalah Solar System. Yang biasanya aku terima beres aja anaknya bisa presentasi di depan kelas, kali ini aku terlibat langsung prosesnya. Aku jadi tahu bagaimana prosesnya guru mengajarkan anak-anak ini untuk bisa hapal.
Yang aku tangkap, prosesnya adalah membagi tema itu kebeberapa sub tema. Nah sub tema ini diajarkan berulang kali sampai anak-anak akan ingat dan mengerti. Jadi sistemnya itu bukan disuruh hapal, tapi disuruh mengerti. Saat anak sudah mengerti disatu bagian, mereka akan dikasih bagian berikutnya untuk dikenali dan dimengerti lagi, gitu terus sampai temanya selesai.
Misal neh untuk tema Solar System sendiri, pertama anak-anak diajarkan tentang 8 planet di sistem tata surya kita. Udah paham neh, masuk lagi dikenalkan 5 dwarf planet. Udah gitu, diajarkan lagi benda-benda tata surya lainnya semacam meteor dan sejenisnya. Apa bedanya dengan planet dan ciri-ciri dari benda langit tersebut. Lalu mulai masuk ke bumi sebagai planet yang kita tinggali. Terakhir adalah diajari bagaimana cara menjaga bumi agar selalu sehat.
Untuk tema warna sendiri, pertama diajari primary color. Kenapa disebut primary color dan sebagainya. Udah ngerti, terus dikenali sama secondary color, diajari juga kenapa disebut itu dan bagaimana cara kita bisa membuat secondary color. Kalau udah bisa buat, diajarin deh cara membuat warna warna pelangi. Diajari juga bahwa warna itu juga bisa dari yang alami seperti bunga buah dan lainnya, ada juga yang buatan.
Hasilnya setelah diajari di google meet dan dipersiapkan di rumah gimana? Alhamdulillah si K bisa melewati itu seh. Bisa dilihat hasil presentasinya di video bawah ya
Kayaknya udah kepanjangan banget ya ceritanya, hahahaha. So begitulah kira-kira kegiatan si K di Kinderfield Pontianak selama SFH. Sampai sekarang, walaupun rasanya berat, tapi aku tetap merasa udah bener menyekolahkan si K di sini seh yak. Karena dia masih bersekolah menuntut ilmu seperti biasanya, bertemu dengan teman-temannya lewat google meet dan langsung tatap muka dengan gurunya via internet. Sekolah dan gurunya makin ke sini makin mencari cara yang efektif untuk anak-anak tetap dapat mendapatkan pelajaran yang ada. Dan aku walaupun mendampingi di rumah tetap tidak perlu mikirin apa yang si K harus pelajari. Tinggal buka google class dan mengulang pelajaran yang sudah disediakan sekolah. Itu aja seh.
Tapi ternyata, SFH di masa TK gak sebanding perjuangannya SFH di masa SD! Hahahaha. Nanti kapan-kapan aku cerita juga gimana suasana si K sekolah primary di rumah ya!
Dan terakhir, aku selalu berdoa semoga pandemi ini segera berakhir. Pontianak sekarang (8/22/2020) sedang mengalami gelombang kedua corona. Yang awalnya sempat 0 kasus beberapa minggu, sekarang naik lagi. Bahkan hari ini diumumkan penambahan kasus 33 orang dengan 29 orang kemaren. Aku hanya berharap vaksin yang sedang diuji segera sukses dan dapat dibeli, agar anak-anak kembali bertemu dengan temannya dan kembali bersekolah dengan normal.
bye.
Gambar anaknya gede banget mbaa..maaf KGB itu apa ya. Kok keingetnya agen rahasia Sovyet
KGB itu kindergarten tingkat B, TK B deh sama π
Ohahaha…nah ngerti deh….btw cara mendidiknya kelihatan sangat bagus ya disana…
Ah iya Niee. Aku juga dengar cerita beberapa teman yang anaknya sudah usia sekolah, masa-masa pandemi ini memang berat dan tricky banget ya sebagai orangtua yang juga bekerja! Mesti bekerja, tapi juga mesti ngurusin pendidikan anak juga! Salut akunya!!
Iya ko, mau dikorbankan anaknya belajar sendiri kok ya sayang. Jadi tetap dipaksakan seh kalau aku biar pelajarannya tetap on the track. Bukannya berkurang, kayaknya waktu belajarnya jadi lebih banyak karena diulang-ulang.
salam kenal, ortu HS mempunyai komitmen yg sangat tinggi dan harapan back to school sepertinya masih sampe tahun depan ya lol pusing deh mamak mamak hehe, even saya juga guru tapi kalau anak sendiri godaannya sangat tinggi :D, semoga kita semua diberi kekuatan untuk online school hehe
Salam kenal juga mbak Puti. Iya, kalau udah niat HS emang harus komitmen sampai akhir ya, karena sekolah gak bisa diulang seh menurut aku.