Sebelum baca tulisan ini, baca juga cerita sebelumnya di #Autumn trip Korea Selatan si Niee yak
- Autumn Trip [Korea] : Preview
- Autumn Trip [Korea] : Perjalanan ke Korea
- Autumn Trip [Korea] : Busan
- Autumn Trip [Korea] : N-Seoul Tower, Itaewon dan Myeongdong Street
- Autumn Trip [Korea] : Everland
- Autumn Trip [Korea] : Gyeongbokgung Palace dan Cheonggyecheon Stream
- Autumn Trip [Korea] : Coex Mall, Bukchon Hanok Village dan Dongdaemun Design Plaza
- Autumn Trip [Korea] : Nami Island
- Autumn Trip [Korea] : Pulang ke Pontianak
***
Niatnya mau buat satu tulisan aja pas di Seoul kemaren, tapi ternyata gak bisa deh yak sepertinya, banyak foto yang mau aku panjang di blog soalnya, hahahaha. Jadilah tetep postingannya aku bagi perhari aja. Dan ini adalah hari keenam Aku, Abang dan si K di Korea Selatan 🙂
Gyeongbokgung Palace

Selama di Korea Selatan, tepatnya di Seoul, suhu yang kita dapati itu mulai dari 14 derajat sampe pernah -1 derajat celcius. Untuk aku yang anak Pontianak asli dan gak pernah merantau ke mana mana (penting buat ditulis 😛 ) suhu segini pasti udah dinginnya kebangetan. Tapi, berhubung aku cuma bawa jaket satu buah, jadilah kadang-kadang kita nekat buka jaket untuk mendapatkan foto dengan baju yang beda selain foto-jaket-merah-lagi-itu-lagi, hahaha. Etapi tingkat kedinginan ini sebenarnya tergantung anginnya juga seh. Jadi kadang walaupun suhunya 10 derajat kalau gak ada angin dan matahari terik gitu aku masih tahan buat buka jaket, seperti foto di atas
Gyeongbokgung Palace sendiri sepertinya wisata-wajib-harus-didatangi kalau kita pertama kali ke Seoul, Korea Selatan. Mungkin udah sama kayak harus ke Merlion Park kalau kita ke Singapore kali yak. Karena alasan “wajib” itulah aku memasukkan tempat ini ke dalam itinerary yang aku buat (iya, alasannya gak penting banget yak 😛 )
Untuk ke tempat ini, caranya mudah kok. Tinggal naek subway, ambil subway line 3 dan berenti di Gyeongbokgung Palace Station dan keluar melalui pintu exit 3. Stasiun ini khas banget loh, jadi nuansanya emang udah dibuat sedemikian rupa jadi kayak tradisional gitu. Kalau kalian keluar stasiun dan stasiunnya masih biasa aja nuansa modern berari kalian salah 😛
Keluar stasiun kita bakalan langsung merasakan nuansa tradisional korea banget. Orang-orang yang datang ke Gyeongbokgung Palace ini kebanyakan menyewa Hanbok (baju tradisional korea) terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam Palacenya. Pas aku posting foto di Gyeongbokgung Palace di sosmed orang-orang juga banyak nanyain kenapa aku gak pake Hanbok juga seperti yang lain? Jawabannya simpel seh: karena males, hahahahaha. Iya loh aku males harus ganti-ganti baju Hanbok segala dan berkeliling jalan kaki dengan Hanbok itu ribet aja menurut aku. Belum lagi si K kayaknya gak bakalan seneng disuruh-suruh buat ganti baju lagi. Jadi keputusan yang tepat bagi kami adalah gak sewa Hanbok. Walaupun gitu, kita tetep bisa menikmati Gyeongbokgung Palace-nya kok 🙂

Di Gyeongbokgung Palace ini ada beberapa gerbang. Kalau kita cuma masuk ke gerbang depannya aja itu gratis. Nah, kalau kita mau masuk lagi ke bangunan utamanya, kita perlu beli tiket terlebih dahulu. Loket tiketnya itu disebelah kanan dari pintu gerbangnya. Gak susah kok lihatnya, karena kelihatan banget dari jauh. Harga tiketnya sendiri murah kok ini, cuma W3000 untuk dewasa dan W1500 untuk anak anak atau kalau dirupiahin Rp36000 untuk dewasa dan Rp18000 untuk anak-anak (pantesan semua orang ke sini! 😛 )


Lalu, ngapain aja di Gyeongbokgung Palace? Ya foto-foto lah! Hahahaha. Emang rasanya gak ada kegiatan lain di sini selain foto-foto seh 😛 Tapi kalau aku lihat, warga lokalnya menikmati Gyeongbokgung Palace ini dengan piknik di tamannya (karena sangat banyak taman-taman dengan rumput-rumput hijau luas banget di sini) atau foto preweed gitu deh.

Walaupun aku bilang ini tempat “cuma” untuk foto-foto aja, tapi entah gimana kok ya aku merasa betah banget loh di dalamnya. Suasananya itu tenang banget, areanya luas, lingkungannya cantik dengan daun-daunnya yang menguning, cuacanyapun dingin (dan gak dingin banget sampai menggigil) yang membuat semuanya terasa pas aja gitu yak. Padahal kalau aku maen ke Jogya aku gak mau loh diajakin ke keratonnya karena merasa gak betah 😛 Lain kalau ini deh.
Si K juga yang awalnya rada mutung ke sini karena sedari depan Palacenya sering diajakin foto terus, pas masuk ke dalam dianya kesenangan banget loh. Seneng pertama adalah karena di dalam aku bebasin dia mau jalan sendiri ke manapun terserah. Kan tempatnya luas dan gak ada kendaraan (ya iyalah Niee). Seneng kedua adalah karena banyak daun-daun gugur di sini dan daunnya yang bersih gitu kan yak, jadi aku bolehin dia ambil dan main daun keringnya (mumpung lagi maen di musin gugur K, puas-puasin yak 😀 ). Seneng ketiga adalah ternyata si K suka juga loh ke Palace kayak ginian.
Awalnya emang dia bingung pas aku bilang kita mau ke istana. Karena difikiran dia adalah istana itu seperti istananya Cinderella (sebangsa kayak di Disneyland gitu) tapi kok ini beda. Setelah aku jelasin bahwa kalau istana di Korea itu bentuknya seperti ini dan di sini juga dulu ada Princess-nya yang tinggal, si K jadi kesenangan lihat-lihatin istananya.




Kalau ada kesempatan ngunjungi Seoul lagi, Gyeongbokgung Palace ini bakalan aku datangin lagi deh. Ya, mudah-mudahan seh di nuansa yang berbeda, gak musim gugur lagi. Misalnya pas musim semi gitu (lirik tajam ke pak suami 😆 ) Jadi wajib banget emang kalau kalian ke Seoul itu ke Gyeongbokgung Palace
Cheonggyecheon Stream
Setelah puas keliling di Gyeongbokgung Palace yang memakan waktu hampir 3 jam (katanya cuma foto-foto doang Niee, tapi tetep aja lama 😛 ) akhirnya kita keluar melalui pintu gerbang yang sama. Sebenarnya banyak pintu keluar dari Palace ini, cuma aku ada misi khusus kenapa harus keluar lewat pintu utamanya. Karena apalagi kalau bukan kita mau mapir ke Cheonggyecheon Stream, dan sebelum itu mau foto dulu sama King Sejong, hahahahaha (alasan gak penting nomor 2 😛 ).
Untuk bisa ketemu sama patung King Sejong ini mudah kok. Kita tinggal jalan lurus aja ke depan dari gerbang utamanya Gyeongbokgung Palace menuju ke jalan protokol yang gede banget. Jalan ini terdiri dari dua jalur yang ditengahnya seperti ada trotoar yang gede banget gitu dan di sanalah duduk berdiri patung King Sejong.

King Sejong ini adalah raja keempat dari Dinasti Joseon. Kalau kalian penggemar drama Korea pasti sering dong nonton drama Korea yang mengambil kisah di jaman dinasti Joseon ini. Dan disetiap dramanya, kita melihat para aktor jika menulis bukan dengan aksara Korea, tapi memggunakan aksara China. Nah, King Sejong ini adalah raja Korea yang pertama memperkenalkan abjad Korea yang sampai sekarang digunakan, Hangeul. Jadi, bagi yang suka dengan abjad korea yang seksi dengan bulatan-bulatannya itu wajib banget loh foto bareng sama King Sejong ini *halah* 😆

Nah, sebenarnya yang satu ini aku gak tahu siapa, tapi karena berdekatan dengan patung King Sejong ya aku foto di sini aja juga 😛 Setelah aku googling ternyata dia adalah Jendral Yo Sun Shin. Seorang Jendral Korea yang pertama kali berperang menggunakan kapal berlapis besi melawan Jepang dan catatan rekornya adalah selalu menang di dalam setiap peperangan. Gilak yak, keren banget neh orang!
Foto bareng dengan patung orang bersejarah di Korea ini aku jadi mikir, selama ini kalau di Jakarta gak pernah terbersit di dalam hati buat foto bareng dengan patung-patung pahlawan di jalan. Lah ini di Korea kok jadi pengen 😛 Mungkin emang patung-patung itu gak digembar gemborkan oleh orang yak. Ya, contohnya aja blogger gak ada nulis wisata ke Jakarta itu foto selfie sama patung Jendral Sudirman, hahaha. Dan yang paling sulit tentu saja lokasi dari patung itu yang gak selfieable *halah* 😛

Setelah puas selfie-selfie, kita terus jalan lurus ke depan buat menuju ke Cheonggyecheon Stream. Tandanya mudah kok, kalau kalian udah lihat patung keong mahadasyat ini berarti kalian udah di jalan yang benar *eh* 😛 Si K yang daritadi aku selfie-selfie gak ada bunyi sama sekali di dalam strollernya ternyata lagi asyik bobo cantik. Ah, ternyata dia kelelahan banget ngiterin dan lari-larian tadi 😀

Cheonggyecheon Stream ini sungai. Iya, cuma sungai, hahaha. Aku gak bisa mendeskripsikan lebih dari itu soalnya 😛 Karena deket dengan Gyeongbokgung Palace aja sepertinya jadi sungai ini sangat terkenal diantara turis yang jalan ke Korea Selatan. Tapi ada sejarahnya juga loh ternyata.
Jadi, jaman dahulu kala *halah* sungai ini juga rusak, persis lah kondisinya seperti kebanyakan sungai di Jakarta yang menjadi tempat pembuangan masyarakatnya. Karena udah lelah dengan bentuk sungai yang jelek itu, Pemerintah Korea membuat jalan layang yang menutupi sungai Cheonggyecheon sehingga selama berpuluh tahun sungai itu hampir terlupakan. Tapi, pada tahun 2003 Pemerintah setempat memulai Cheonggyecheon Restoration Project yaitu mengembalikan fungsi utama Cheonggyecheon. Gak tanggung-tanggung loh, jalan layang yang menutupi sungai itu dirobohkan, membersihkan sungai dan mempercantik lingkungannya yang kita bisa lihat sekarang. Rasa-rasanya tahun itu adalah tahun awal-awal aku suka drama korea deh. Mungkin dengan Cheonggyecheon Restoration Project dibuat juga K-Drama Project ya 😛

Cheonggyecheon Stream ini tapi sangat gak stroller friendly. Untuk turun dan naiknya kita hanya bisa menggunakan tangga yang sangat curam. Aku lihat dari ujung ke ujung sungainya cuma ada satu terowongan untuk yang beroda, itupun dibagian tengahnya yang nanggung kalau turun atau naik dari titik itu. Jadi si K yang di dalam stroller turun naeknya dibopong si abang deh. Lumayan deh yak, angkat beban kurang lebih 20 kilo 😛
Sehabis dari Cheonggyecheon Stream kita cuma muter-muterin jalan di tengah kota Seoul. Besok rencananya kita bakalan ke Nami Island, yeay! Tungguin postingan aku selajutnya yak.
Bye
pengen liat musim gugurr le…
Ayo bawa daypacknya 😀
ayoayoooo
Hahaha, betul banget Niee! Yang bikin dingin itu biasanya anginnya. Kalau temperatur rendah tapi nggak ada angin biasanya masih oke kok. Kalau di ramalan cuaca gitu biasanya ada “real feel”-nya kan, nah real feel ini yang penting soalnya mengukur seperti suhu berapa temperatur yang terasa di kulit kita 😀 .
Anyway, Gyeongbokgung memang keren ya! Lumayan gede gitu kompleksnya, dan keren banget ada istana dengan arsitektur tradisional gitu di tengah-tengah menara-menaranya Seoul. Kalau jam-jam tertentu juga ada pergantian guards-nya lho di gerbang utama pinggir jalannya itu, ini juga menarik buat ditonton 😀 .
oww, aku baru ngeh arti real feel itu ko, kirain ada perbedaan antara prakiraan sama kenyataannya gitu. Ternyata itu yang dirasain di kulit toh, hahahaha. Tapi emang prakiraan cuaca ini sangat membantu banget loh untuk aku. Jadi kita bisa menghindari hujan gitu deh selama di Korea. Mantep 😀
Eh iya, pergantian guardsnya aku juga pengen nonton. Jadwalnya kan jam 1 yak. Eh pas kita jam 1.15 gitu lihatnya udah gak ada sisanya >.<
Wow keren2 banget pemandangannya.
Aku sering liat foto teman2 pakai Hanbok, asyik jugaa tapi kalo mesti jalan2 pakai itu ya kayaknya memang ribet ya hahaha.
iya, musim gugur emang keren banget deh 😆
Kalau yang pake hanbok itu emang yang niat banget
Indahnya korea selatan ^^ memang kalau menulis tentang travelling ga bisa hanya 1 poat ya mba karena banyak sekali yang akan dibahas mulai dari packing, pesawat, hotel, dll
iya, kalau aku terbiasa nulis berdasarkan hari perginya. Paling biasanya nambah postingan khusus tentang biaya selama di perjalanan.
Duh..liat potonya jadi mupeng ke Korea juga.
ayo berangkat 😁
dimana2 bagus buat foto2 ya nie… 🙂
iya mas 😆
Keseluruhan ke Korea sekeluarga jadi habis berapa Mbak biayanya?
Salam
Okti Li
Nanti niatnya ada postingan khusus membahas biaya ini mbak 😁
Palacenya cakep ya nie… Kayaknya pas lagi gak gitu rame ya? Jadi suasana tenangnya lebih terasa.
cakep banget kak. Rame juga seh di depannya sebenarnya. Tapi kayaknya yang muterin gak serame itu, pada malas kali ya, jadi di dalam sepi 😁
Baju traditionalnya ribet gak sih Niee kayaknya?
aku seh lihatnya ribet mbak. hahaha. Tapi aku perhatikan orang orang yang pakenya pada asyik aja tuh 😁
ahhh emang bener nih kalo ke Korea harusnya pas musim gugur, kece-kece banget fotonya
iya mbak. Emang pas musim gugur ini gak ada yang salah foto di korea 😆
Keknya ga perlu bawa kaos banyak tapi bawa jaket beda-beda supaya hasil fotonya seperti gonta-ganti pakaian. Hahaha
Tapi kalau jacket itu tebal, jadi gak bisa bawa banyak juga. Hahahaha.
etapi gatel dong baju dalam gak diganti 😓
CSeru ceritanya. Informatif.
Btw, Korea itu salah satu destinasi impian aku buat traveling. Hmm…semoga suatu hari bisa kesini bersama keluargaku.
Makasih banyak yak 😊
Semoga bisa ke korea segera 😁
Sanagt menyenangkan sekali perjalanannya mbaa. Duh suatu keinginannku bisa ke Korea dan menikmati segala keindahannya. Ditunggu lanjutan cerita perjalanannya ya mbaa
Iya. makasih ya 😊
Baca ini senyum-senyum sendiri karena seumpama aku sendiri yang ke Korea malah nggak tau mau ke mana dan ngapain. hahaha penggemar drakor macam apa ini!
Hahahaha, kan banyak banget tuh mbak destinasinya. Aku aja merasa kurang 9 hari di korea. Harus balik lagi neh hahahaha
Duh foto-fotonya bikin ngiler pengen kesana, ditunggu deh tulisan budget nya hihi
semoga bisa segera ya mas 😊
wow semua abgus , dan itu pohon yang daunnya jingga indah sekali
iya mbak, musim gugur emang keren banget 🙂
Takirain masih gadis kok bodynya masi langsing mba. Hahaha. Murah ya tiketnya di istana gyeong tapi pesawatnya dr indonesia yang ehem
Ini udah lumayan gede kok bodynya, dulu sebelum melahirkan kecil banget, hahahaha.
Pesawatnya gak begitu mahal juga kok 🙂
Lihat fotonya jd inget adegan adegan drakor haha, sayangnya saya cm bs senyum sambil aamiin…. Smga bisa kesana juga hehe, pengen incipin makanan yg aseli sih alasannya #teteup ya, makanan aja judulnya saya mah
semoga bisa ya, dulu aku juga cuma bisa mupeng aja lihat orang ke korea, alhamdulillah udah bisa ngerasain sendiri 🙂
kalau aku malahan gak tertarik sama wisata kuliner, hahaha
Pemandangannya keren dan kotanya tampak bersih, jadi pengen jalan-jalan ke Korea
Tapi korea gak bersih-bersih amat kok mbak. Kalau dibanding sama Singapore 😀