Sebelum baca tulisan ini, baca juga cerita sebelumnya di #Autumn trip Korea Selatan si Niee yak
- Autumn Trip [Korea] : Preview
- Autumn Trip [Korea] : Perjalanan ke Korea
- Autumn Trip [Korea] : Busan
- Autumn Trip [Korea] : N-Seoul Tower, Itaewon dan Myeongdong Street
- Autumn Trip [Korea] : Everland
- Autumn Trip [Korea] : Gyeongbokgung Palace dan Cheonggyecheon Stream
- Autumn Trip [Korea] : Coex Mall, Bukchon Hanok Village dan Dongdaemun Design Plaza
- Autumn Trip [Korea] : Nami Island
- Autumn Trip [Korea] : Pulang ke Pontianak
***
Nami Island adalah detinasi terakhir kami untuk liburan di Korea Selatan Kali ini. Keesokan harinya aku udah pulang dan paginya hanya akan jalan-jalan santai di tempat yang dekat dengan hotel aja (Baca bagian 7). Rasanya mau nulis ini juga rada baper. Karena, kalau tulisan seri Korea Selatan ini selesai di blog berarti selesai pula fokus aku ke Korea Selatan. Biasanya, kalau udah selesai nulis perjalanan di blog, aku bakalan fokus ke perjalanan selanjutnya dan untuk sementara melupakan trip sebelumnya. Ya, tapi walaupu begitu, trip selanjutnya pasti lebih seru daripada trip Korea ini kan yak
Mendengar Nami Island, sebenarnya yang ada dibayangan aku hanyalah tempat syuting Drama Korea Winter Sonata. Seharusnya lebih pas ke sini disaat winter yak, biar lebih terasa aura dramanya 😛 Tapi gak papa lah, autumn juga seru kok ke sini. Yang aku inget dari Nami Island ini juga adalah pemeran cowok dan ceweknya bolak balik naik kapal ferry buat pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya dan beberapa kali mereka singgah di Nami.
Nami sendiri adalah sebuah pulau kecil di tengah sungai. Membayangkan Nami bisa tersohor gini hanya karena sebuah drama korea aku kagum juga loh. Masalahnya adalah di Kota Pontianak sendiri punya pulau persis nami gini di tengah Sungai Kapuas. Tapi sayangnya potensi pariwisata ini gak digarap sama Pemerintahnya. Padahal kalau nebeng nama Nami Island aja pasti udah banyak wisatawan yang bakalan pergi ke sini. Misalnya dibuat “Pulau Batulayang, Nami Island from Borneo” gitu, hahahahaha. Ah, tapi ya sudahlah. Lupakan dengan Batulayang, sekarang saatnya cerita tentang Nami Island 😀

Niat awalnya aku mau dateng ke Nami ini pagi-pagi banget, soalnya selain ke Nami kami juga berniat pengen ke Petite France yang lokasinya satu daerah dengan Nami. Tapi pas hari H kejadiannya sama aja, pagi-pagi heboh dengan acara masak dan sarapan si K yang akhirnya baru bisa turun dari hotel jam 10an.
Dari stasiun subway di dekat hotel, kami langsung menuju ke stasiun Yongsan untuk naik ITX ke Gapyeong. Sebenarnya bisa seh terus-terusan naik subway aja sampai ke Gapyeong, tapi aku trauma dengan jauhnya lokasi dan naik turun subway yang sangat menyita waktu seperti kejadian pas ke Everland tempo hari. Jadi jalan amannya adalah kami naik ITX.
Dari Yongsan ke Gapyeong menggunakan ITX memerlukan waktu kurang lebih 30 menit. Aku sendiri beli tiket ITXnya gak pesan online, tapi beli ditempat. Alasannya seh karena kami takut kalau udah beli online dan kita gak tepat waktu sampai di stasiunnya, tiket kita bakalan hangus, kan sayang banget. Beli tiket ITX di stasiun Yongsan itu mudah kok karena banyak loketnya. Masalahnya itu pas kita mau balik dari Gapyeong kita sama sekali gak ketemu loket yang akhirnya harus beli tiket di mesin. Manalah gak ada pilihan mesinnya yang berbahasa inggris jadi agak kagok. Untung karena lihat kita kebingungan ada petugas yang dateng buat bantuin 😀
Karena beli ditempat kita jadi gak dapat tempat duduk. Jadi kereta ITX ini ada beberapa gerbong yang ada tempat duduknya dan ada gerbong yang tidak ada tempat duduknya. Dua kali naik pulang pergi kita selalu gak kebagian tempat duduk. Perginya seh masih lumayan karena masih ada dua tempat duduk yang akhirnya dikasih ke aku karena orang Korea kan baik baik sama turis :P, tapi pulangnya kita gak dapat tempat duduk sama sekali, jadi lumayan juga >.<
Sesampainya di Gapyeong, keluar stasiun kita langsung menuju ke tempat pemberhentian busnya. Ada shuttle bus untuk ke Nami Island dari stasiun Gapyeong yang beroperasinya setiap satu jam sekali. Rezeki si K anak sholehah deh, pas kita dateng pas pula busnya dateng dan aku langsung masuk ke dalam bus yang mana harga tiketnya adalah 6000 WON untuk tiket return. Jadi nanti pas pulang kita gak perlu bayar lagi asalkan tiketnya masih kita pegang. Bus ini berhenti dibeberapa terminal termasuk Nami Island, Petiti France dan Morning Calm.

Seperti yang udah sering diceritakan seantero blog, bahwa untuk masuk ke Nami Island ini kita perlu beli tiket yang mereka namain Visa gitu. Masuk ke Nami selayaknya kita masuk ke negara baru lagi kali yak maksudnya 😛 Harga “visa” ini sendiri adalah 8000 WON udah termasuk biaya naik ferry dari dan ke Nami Island.

Hebatnya Korea ini gak setengah-setengah buat ngegarap potensi pariwisatanya. Walaupun yang mau berkunjung ke Nami ini ruame banget, tapi kita gak akan dibuat menunggu lama karena Ferrynya datang setiap 15 menit sekali. Setiap naik ke Ferry akan ada petugas yang dengan cekatan menghitung jumlah penumpang yang masuk ke dalam Ferry. Jadi gak akan ada kejadian ferrynya terlalu penuh sehingga menyebabkan kejadian yang tidak dikehendaki.


Ngapain aja di Nami Island?
Kalau aku niat awal ke Nami Island selain foto-foto adalah maen-maen daun, hahahahaha. Ya namanya juga anak Pontianak yang gak pernah ketemu dengan musim gugur ya, pasti heboh banget hanya sekedar bisa melihat daun-daun yang berubah warna dan berguguran di tanah. Pas mau ke Nami ini dan ditanyain si K kita mau ke mana aja aku jawabnya kita mau ke tempat si K bisa maen-maen daun sepuasnya! Karena si K ini emang anaknya penggemar daun berat, jadi mendengar ini dia langsung seneng dan semangat dong yak.
Nami ituh, indah banget yaaa!! Ya ampun, gak berhenti aku berucap syukur bisa sampai ke Korea ini. Merasakan musim yang gak pernah kepikiran buat aku rasakan ini. Karena dari dulu emang niat pertama adalah merasain salju duluan. Siapa sangka nyatanya aku bisa merasain suasana Autumn yang indah banget ini duluan. Gak pernah menyesal deh aku memilih ke Korea pas Autumn seperti ini. Dan kalau ada rejeki dan waktu dikemudian hari aku pengen banget balik ke Korea untuk merasain Autumn lagi! (Setelah merasain winter dan semi tentunya 😛 )
Kami bertiga memulai perjalanan dari jalan di tengah peta itu. Kalau gak salah namanya jalan apel (bener gak yak? 😛 ). Dari jalan apel (yang gak aku konfirmasi kebenaran namanya 😛 ) tinggal lurus aja mengikuti jalan. Gak perlu lagi deh lihat-lihat peta lagi.
Disepanjang jalan kita akan disuguhi dengan pohon-pohon! Hahahaha. Iya loh di Nami ini rasanya aku gak ketemu hal lain selain pohon 😛 Jadi mikir kalau kita datang ke sini pas musim semi atau musim panas bakalan membosankan ke sini karena pohonnya bakalan hijau semua 😛
Disepanjang jalan ada banyak lahan-lahan kosong yang dapat kita gunakan untuk duduk-duduk santai untuk piknik dan main-main. Di sinilah kami bertiga biasanya singgah hanya untuk main-main bubble dan main lari-larian bareng K. Duh, si K kesenangan banget deh sama tempat seperti ini. Berandai di Pontianak ada lahan kosong seperti ini buat dijadikan tempat piknik dan maen-maen bola pasti seru banget yak (kemudian membayangkan panasnya Pontianak lalu gak jadi mau piknik 😛 ).
Setelah beberapa waktu berjalan sambil menikmati pohon dan daun, akhirnya kita sampai juga ditempat fenomenal yang menjadi poin penting di pulau ini. Apalagi kalau bukan patung winter sonata yang terkenal, hahahahaha.
Awalnya aku gak tertarik buat berfoto di patung itu ya. Soalnya pada dasarnya aku bukan penggemar berat drama korea winter sonata ini. Pemainnya aja aku gak tahu siapa dan perannya juga aku lupa namanya 😛
Tapi pas si K lihat patung itu tiba-tiba aja dia nyeletuk “Mama dan Papa foto di sana ya, peluknya juga gitu, nanti Katniss fotoin”. Eyalah, mumpung anaknya berbaik hati mau fotoin emak bapaknya berdua ya hayukin aja dah (Tapi fotonya gak diupload di sini ah 😛 )
Dan karena udah bersedia jadi modelnya si K, langsung dong aku sodorin si K buat berfoto juga di depan patungnya. “Kan mama papa udah, giliran Katniss ya”, kataku. Eh, anaknya mau! Seneng deh, hahaha.
Jalan sedikit dari patung Winter Sonata sampailah kita dititik tengah dan pusat dari Nami Island ini. Awalnya aku penasaran banget dengan lokasi pohon-pohon gede di kiri kanan yang dijadikan objek foto seantero umat yang datang ke Nami Island ini, kok ya akunya gak ketemu. Ternyata oh ternyata lokasinya itu di pusat pulaunya.
TAPI jangan berharap deh bakalan dapat foto kece seperti yang terpampang di poster yak. Karena yang mau berfoto di sini rame banget! Kecuali kalian rela menunggu dan gak sambil jagain anak yang lagi pecicilan banget lari-larian ke mana-mana sambil mungutin daun deh baru bisa dapat 😆

Si K susah banget buat diajak foto dengan latar pohon-pohon gede ini, karena di depan lokasi ini ada patung yang sangat disukai K dan untuk beberapa saat dia sangat takjub dengan patung itu. Apalagi kalau bukan patung di bawah ini
“Mama, lihat abangnya mau nenen sama mamanya ma”, kata si K dengan hebohnya. Eniho, ini patung melambangkan apa seh? Ada yang tahu gak? Aku soalnya penasaran banget kenapa bisa ada patung model beginian di pulau ini >.<
Setelah puas berkeliling Nami Island, akhirnya kita istirahat juga untuk makan siang yang udah kesorean. Kalau selama ini susah banget buat nyari makanan halal yang pas dilidah aku yang katrok ini, beda dengan di Nami. Di sini ada beberapa restoran yang menyediakan makanan halal. Aku sendiri kemaren makan di Asian Cuisine yang makanannya enak enak! Suka deh. Di restoran ini juga menyediakan mushola plus perlengkapan sholatnya. Pokoknya gak perlu kawatir deh kita selama di Nami Island ini.
Kenyang makan, foto-foto lagi bentara dan kita langsung menuju ke dermaga untuk pulang. Waktu itu jam menunjukkan pukul 16.00 dan udah ada antrian parah untuk masuk ke ferrynya >.< Padahal ferrynya udah 10 menit sekali jalan loh, tetep aja kita perlu nunggu 1 jam lebih sampai bisa naik ke dalam ferry.
Sampai di seberangnya udah jam 5 dan cari-cari informasi katanya gak bakalan sempat kalau mau ke Petite France lagi karena jam tutupnya pukul 18.00. Huwaaaaa, aku sedih 😥 Petite
Tapi mau bagaimana lagi ya, kalau emang dipaksain ya gak bakalan sempat juga dan kebetulan si K udah sangat rewel karena kecapean. Akhirnya kita memutuskan untuk udahan aja dan balik lagi menggunakan bus menuju stasiun Gapyeong dan kembali menggunakan ITX ke Seoul.
Bersambung…
Ah, benar juga ya Niee. Kalo ke Nami pas Spring apalagi Summer kayaknya suasananya gak bakal dapet soalnya pohonnya ijo semua, hahahahaha 😆 . Kalo winter pun kan kering kerontang jadi suasananya juga masih khas lah 😀 .
kalau winter pas ada saljunya keren juga pastinya ko. Apalagi simbolnya kan emang winter sonata. 😆
Ya ampun, antrian yang mau ke Nami Island ini rame banget ya, segitu sering kapal ferrynya masih aja kurang. Kapan lah pulau-pulau cantik di Indonesia bisa dikunjungi seramai itu ya. Tugas kita nih supaya Indonesia makin dikenal dan dibanjiri turis asing
Iya mbak. Rame banget. Tapi pas di dalem gak kerasa banget seh ramenya.
Tugas pemerintah kali ya 🤣
Waw keren banget mbak Irni perjalanannya. Semoga aku dan keluarga kecilku bs menginjakkan kaki di Nami Island. Amin. Btw keren ya di restoran ada mushola dan perlengkapan sholat. Top deh
semoga bisa ke Korea suatu saat ya mbak 😁
Iya. karena banyak orang Indonesia dan Malaysia yang bebas visa ke sini. Jadi rame yang muslim
puas banget mbak udah keliling korea duuh pengin banget
belum puas mbak. Pengen lagi 😆
Aku kira mba Niee tinggal di Korea loh, baca2 tulisannya pertama kali ttg Korea, waktu ku awal ngeblog 2017,sekarang nemu lagi ttg Korea… Oalaah, ternyata cerita ngetrip ya. Aslinya Pontianak? Sama donk, saya geseran dikit ke bawah mba, hihi. Salam dari Palangkaraya mba
Hahaha. kok bisa mikir gitu? Padahal aku nulisnya selalu Trip loh ke korea ini 😆
Mau ke situuu! Pengen ke sana tapi kalau sendirian piye gitu…
Una kok bisa komen seh? lagi balik ke Indonesia ya?
Emang waktu di korea kemaren gak ke Nami na?
Tempatnya rame tapi pengunjung tetep puas krn emang dikelola secara baik ya mbak.
Moga ada rezeki ke sana lagi pas winter ya mbak 😀
iya mbak. tempatnya terawat banget dan fasilitasnya lengkap. Jadi kita turis merasa nyaman.
Wih, keren ya bisa nulis lengkap gini perjalanannya. Waktu itu aku ke LN mau nulis kok mager banget. Hehehe. Nggak niat aja sih ini kayaknya aku.
aku beberapa kali perjalanan gak ditulis mbak. terus menyesal. Jadi sekarang diusahain selesai nulisnya biar ada kenangannya 😁
Perjalanan yang sangat menyenangkan sekaliii 🙂
iya. makasih ya 😊
mau atulah ke Nami Niee..
Di Bandung yang ada berguguran daun mangga ajaaa
di pontianak apalagi teh. gak ada yang gugur 😆
yahh kapan aku kesinii…..
ayo segera 😁
Waawaawaaa…..mashaAllah,
Keren sangaaatt…pemandangannya.
Jadi inget daunnya dokkebi?
Hiihii…
hahahaha. tetep ya mbak drama koreanya keluar 😆
Iya iih, indah bangeeett. Warna daun dan pohonnya cantiikkk buat foto
iya kan ya. katrok banget soalnya dari desa Pontianak 😆
Aku malah ke sini pas musim dingin bersalju. Itu aja bagus apalagi musim gugur ya, bagus banget viewnya.
aku pengen juga mbak pas bersalju. 😆
Saya baca ceritanya jadi pengen mbak, mau traveling ke luar negeri masih belum kesampain sampe sekarang
semoga segera bisa traveling ke LN ya mbak 😊
Nami Island keknya susah sepi dari turis. Ramenya kek mau umroh. Hahah.
Aku pernah dapat tips dari Marischka Prue. Dia akan datang beberapa kali ke tempat yang ditarget lalu ambil foto saat sepi. Ya challenge sih pilih waktu yang tepat. Daripada photo bomb kek gitu.
kalau sendirian seh bisa ya mbak. atau gak bawa anak deh. Kalau bawa anak bakalan susah 😆 kecuali emang niat bener. Tapi kalau si K pasti bakalan protes deh harus disatu tempat melulu.
Pas ke nami thn lalu, kita berangkat february. Berharap nami putih semua. Kenyataan yg ada, nami becek dan basah, boro2 putih wkwkwkwk… Jd memang bgs kesana pas autumn sih.. 🙂
hahahahahaha. sayang banget ya mbak kalau dapet malah becek. Kemaren aku makanya selalu lihat ramalan cuaca. Gak banget kalau ke Nami pas hujan soalnya.
Hai mbak, ulasan perjalanannya sgt membantu buat kita2 yg blm pnh ke korea,
Rencananya pertengahan november ini saya berangkat ksna, pas musim gugur, dingin banget ya mbak cuacanya ? Kira2 buat yg blm pnh keluar negeri sama sekali tahan nggak ya ? Hehe
Makasih mbak salam kenal
hai mbak nisa, kalau bulan november aku prediksikan dibawah 5 derajat sampe minus deh. dan pasti dingin banget. Bagusnya bawa lognjohn yang extrem itu, sama jacket bawa yang tebel. Sepatu udah bawa yang kulit biar gak kedinginan sama kaos kaki khusus musim dingin juga. kalau persiapan udah matang insyaAllah tahan deh kita jalan jalannya. 😊
Hi mbak, makasih atas jawaban dan bimbingannya, dan yak emg pas saya dtg udah 2° dan pas besoknya udah masuk minus, alhasil dingiin banget, tp alhamdulillah selama disana saya sehat2 aja tuh malah biasanya saya ada alergi itu hilang sama sekali. Malah kepingin balik lagi karena masih byk itinerary yg belum kesampean karena nggak pergi sndr, sama tur kecil2an gitu, dan pada molor2 semua, pembagian waktu nya nggak efisien, huhu. Oke mbak sekali lagi makasih, sukses selalu !
Wah thanks ya udah balik ke sini buat ceritain pengalamannya. Seneng deh tulisan aku bisa berguna gini.
Aku juga pengen banget balik lagi ke korea. Kalau balik lagi aku pengen yang jalannya santai santai gitu menikmati kota seoul banget selayaknya drama korea 😆 semoga kita diberikan rejeki dan kesehatan biar bisa kesana lagi ya nisa 😊