Sihir Menyihir


Yak, udah lama juga gak ngebahas buku di Blog ini. Rasanya udah keseringan ngebahas aktifitas geje aku yang sama sekali tidak menarik. Karena kemaren menyelesaikan membaca buku setelah *eerrrggghhh* 1 bulan untuk novel setebal 400an halaman (ya ampun lama amat yak! ) makanya aku mau berbagi cerita2nya. Kali2 aja ada yang tertarik juga buat baca :mrgreen:

Karena aku suka banget sama yang berbau2 fantasi baik itu film maupun buku jadi kali ini aku akan ngebahas sebuah novel yang bertemakan fantasi juga. Kalau kalian baca judul postingannya (lah pasti di baca lah) kalian pasti udah bisa nebak deh buku ini tentang apa. Yak!! buku ini tentang sihir (tepuk tangan) *tertawa garing*

Ya, Novel ini berjudul The Magic Thief, Novel ini sebenarnya adalah lanjutan dari novel yang berjudul sama yang dulu juga udah pernah aku bahas di sini.

Jika kalian pernah baca novel sihir seperti Harry Potter maka novel ini akan memberikan pengambaran dunia sihir yang sangat bebeda. Kalau Harry Potterkan dia hidup di dunia seperti kita namun digambarkan dunia sihir bersembunyi dan muggle tidak ada yang tahu keberadaannya.

Kalau The Magic Thief ini menggambarkan sebuah kota imaginasi sang penulisnya, Sarah Prineas, bernama Wellmet yang sama sekali berbeda dari kota2 di dunia nyata. Mungkin penggambarannya mirip dengan novel Narnia. Untuk mempermudahkan kita menghayalkannya, kita disediakan peta kota Wellmet dan kota2 disekitarnya.

Cerita dari buku kedua yang berjudul The Magic Thief – LOST ini adalah lanjutan dari buku pertamanya tentang perjuangan seorang anak bernama Connware yang ingin menyelamatkan sihir di kotanya, Wellmet.

Selama ini penyihir Wellmet menggunakan sihirnya dengan bantuan batu sihir (biasanya tongkat sihir gitu), tapi Conn ini mempunyai pandangan berbeda. Dia yakin sihir itu adalah makhluk hidup, mantra adalah bahasa sihir yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sihir dan batu adalah alat untuk menghubungkan manusia dengan sihirnya.

Tapi para penyihir di Wellmet gak ada yang mau percaya dengan teori Conn. Dengan segala cara Connpun ingin membuktikan bahwa teorinya itu benar, apalagi batu sihir Conn udah hancur (di buku pertama). Hanya Nevery, master sihirnya yang percaya dengan teori Conn.

Nah, cerita di buku kedua ini berjalan untuk pembuktian Conn bahwa terorinya itu benar dan untuk menyelamatkan sihir Wellmet yang sudah sangat melemah, dengan segala halangan dan rintangan yang ada, dibantu oleh Rowan pergi kesebuah kota sihir padang pasir, hingga dia bertemu dengan seorang sihir yang teramat sangat jahat.

***

Hingga di buku keduanya, novel ini sama sekali tidak membahas cinta2an. Gaya bahasanya juga ringan (gak terlalu berbelit2) walaupun banyak istilah aneh yang digunakan untuk menyebutkan suatu wilayah, barang atau mantra yang digunakan.

nb: Novel ini cocok untuk bahan bacaan anak2 dan remaja (karena aku masih remaja ya cocok lah yak 😳 ).

60 Comments

  1. Wah…saya nggak begitu suka dengan fiction-fiction kek gini [meski sebenarnya ceritanya menarik] harry Potter saja dulu baca karena teman-teman mempengaruhi, berlanjut ke twilight..lebih suka Science Fiction….Tapi, di sini say atertarik dengan teorinya si Conn yang masuk akal banget…bolehlah say adi kasih pinjam bukunya :mrgreen:

    *ngarepdipinjemin*

    1. waahh,,, klo aku suka banget sama fiksi,, tapi tergantung juga seh gaya bahasanya berat apa nggak.. soalnya pernah juga beli novel judulnya isildur tapi gak kelar2 karena bahasanya berat bener, walaupun ceritanya seh keren,, kayak model LOTR gitu..

      boleh deh pinjam, tapi ke Pontianak yak 😛

    1. bener banget tuh, kreatifitas kita minimal membayangkan itu jadi terasah, hehehe..

      klo baca mah kagak ada unsur umurnya deh mas, cocok2 aja semuanya 😀

  2. liat buku cerita kek begini di toko buku, pengen beli, tapi baca na males hahahaha 🙂 ga suka buku yang isi na tulisan semua ^^

      1. cuma klo novel dimana2 banyakan tulisan dari pada gambarnya, g sukanya komik2 kek conan, doraemon, lebih banyak gambarnya dari pada tulisannya ^^

        1. iya juga seh, hehehe…
          aku juga suka baca komik..
          dari jenis conan doraemon sampe komik korea juga aku jabanin, hahaha

  3. Aku suka baca yang seperti ini mba seperti narnia, cerita nya memang fiksi tapi banyak makna yang terkandung di dalamnya. Seperti jahat dan baik lalu sisi lain dari hidup. :2thumbup

  4. ah, pernah liat di gramed. hehe, sayangnya fiksi sulit relevan sama hidup, jadi jarang beli karena penuh lemari sama fiksi yang tak lagi terbaca.

  5. kalo dunianya digambarkan seperti narnia berarti konsepnya emang beda jauh sama hary poter ya.
    aku lebih suka membaca novelnya daripada nonton filmnya..

    kalau magic thief ini, aku nangkap jalan cerita dari resensi dibahas soal pembuktian teori si conn yang dianggap salah.

    sama sekali ga menyebutkan magic thief (pengertianku magic thief itu ilmu sihir yang digunakana untuk mencuri atau mencuri ilmu sihir)

    gitu deh analisis dangkalku ini..
    maklum belum pernah baca bukunya hhe

    1. Kalo soal mencurinya itu sebenarnya sosok Conn dari buku pertamanya,,
      soalnya si conn ini sebelum jadi penyihir seorang pencuri di Wellmet..
      aku gak nyeritain lagi soalnya di postingan sebelumnya aku udah ceritain juga,
      jadi kan gak lucu kalo ceritanya double di ulang2 😀

  6. Sejenis Harry Potter ya 😀
    Kalo saya sih kebetulan kurang hobi baca, apalagi kalo bacaannya tebal banget.
    Weleh…udah ogah duluan, wkkwwk… 😆

    1. ceritanya emang tentang penyihir, tapi beda banget dengan harry Potter,,
      tapi ini gak tebel kok, klo dibandingkan sama Harpot jauh deh bedanya 😀

    1. iya, aku juga pernah lihat di gramed ada penulis indonesia yang mulai nulis seperti ini, tapi belom berani beli coz belum pernah dapet rekomendasinya dari teman atau blogger.. klo yang dari luar kan udah terjamin masuk di Indonesia bagus

  7. Novelnya sepertinya menarik. Apalagi membahas tentang sihir menyihir yang sekarang ngetrend berkat Harry Potter. Perlu jadi referensi nih sebagai buku yang perlu untuk dibaca 🙂

    1. 400 halaman standar lah buat buku,, klo ketipisan sayang bacanya bentaran udah selesai, hehehe..
      wah banyak yang mau pinjam ternyata
      *buka sewaan* 😛

    1. iya,, dulu waktu SMA sukanya yang roman2 gitu, sekarang leih tertarik keginian, hehehe..
      makasih 😀

  8. Ga terlalu suka novel genre beginian. Capek ngehayalnya. Hahha. Kalau Harpot kan luumayan mirip sam akehidupan kita jadi ga capek banget ngehayalnya. Cuma teorinya bagus juga. Lumayan berat ya.. 😀

    1. Boleh, silahkan ke Pontianak *eh* 😛
      Wah, seru juga uth novel2 begituan.. klo aku gak perduli jumlah halamannya yang penting bagus ya lahap2 aja 😀

  9. wew. 400 halaman. hmmm gw agak kesulitan baca 400 halaman. baca majalah bobo aja gw ngak pernah tamat. hihi. boleh ah coba baca. makasi ya sis

  10. novel yang isinya tukang sihir laku sekali sepertinya, tapi benarkah ini baik buat anak-anak? jangan-jangan ini akan menguatkan budaya instan. penginnya simsalabim langsung jadi.

    1. Kalau masalah baik gak baik gak tahu juga ya mas..
      tapi dari ceritanya seh gak ada yang instan juga di sini,,
      klo kayak Harpot yang bisa muncul hilang seenak hati ini gak bisa..
      ya tergantung juga seh 🙂

  11. Sepertinya menarik ya.
    Saya pernah beli buku lain yang juga tentang sihir (lupa judulnya) dan ternyata malah tidak saya baca sampai sselesai hahaha… padahall udah beli buku keduanya. Ternyata waktu dibaca kok kayak kurang greget gitu.

    1. buku emang seneng2an ya mbak.. aku juga ada beberapa novel yang dibeli tapi ujung2nya gak selesai bacanya, 😀

  12. Waaahhh gw kaga suka buku2 model beginih. HarPot juga kaga suka. Sukanya yang misteri2, detektif, pembunuhan, psikopat *hadooohhh ngeri amith yah selera Bu Bunting* 🙂

    1. eh,, kayaknya seru tuh buku2 begituan..
      sekali2 rekomendasikan lah mbak,, aku belom nemu yang pas jadinya belom suka 😀

  13. dan karena aku sudah bukan anak-anak apalagi remaja maka kelihatannya gak cocok. cari bacaan lain aja ah…(tapi kok penasaran ya?)

Leave a reply to niee Cancel reply