Total aku jalan-jalan di daerah George Town Penang ini kurang lebih 1,5 hari. Sebenarnya masih ada 1,5 hari lagi waktu aku di Penang tapi waktu itu aku habiskan di hotel di daerah Batu Feringgi. Jadi bagian ini aku akan membicarakan hanya di daerah George Town dan sekitarnya.
Sebelumnya, baca juga cerita aku jalan-jalan di Penang lainnya di bawah ya:
- Itinerary Liburan ke Penang dan Kuala Lumpur
- Review Hotel ~ Kimberley George Town Penang
- Jalan-Jalan di George Town Penang
- Review Hotel ~ Golden Sands Resort Batu Ferringhi, Penang
- Lihat Kupu-Kupu di Entopia by Penang Butterfly Farm
- Review Hotel ~ Mizumi Bukit Bintang
- Bermain di Kidzania Kuala Lumpur
- Jalan-Jalan di Kuala Lumpur
Hari pertama di Penang dimulai dengan cari sarapan! Sebenarnya, pas aku baca-baca di blog orang banyak banget referensi yang bilang harus nyobain sarapan ini itu dan makan ini itu. Temen yang udah pada ke Penangpun bilangnya kalau ke sini ya harus wisata kuliner. Tapikan aku gak hobi makan yak. Ya makan untuk aku cuma kebutuhan untuk hidup aja, selebihnya gak terlalu lah (kasian sebenarnya sama suami yang pengen nyoba ini itu 😛 ) jadi wisata kuliner bener-bener aku gak tertarik. Tapi ada seh dikit-dikit aku ngelirik juga yang direkomendasikan orang-orang, ya salah duanya di bawah ini.
Roti Bakar Hutton Lane
Ekspetasi aku datang ke Roti Bakar ini adalah membayangkan roti bakar kayak roti bakar Eddy di Jakarta yang isiannya banyak banget dan rasanya sungguh buat kuterpana. Saking sukanya aku roti bakar ini setiap ke Jakarta pasti pengen makan ini. Belakangan kalau di Jakarta dan males ke sana biasanya pesan go food malam-malam ke hotelnya, hahahaha.
Terus kenyataannya di roti bakar Hutton Lane ini? Rasanya hambar dong!! Jadi varian rasa dari roti bakar ini adalah kosongan (cuma dikasih butter) keju, telur atau pake sejenis kuah gitu. Kebetulan aku gak suka keju makan sama roti, terus yang kosongan ya gak juga gak enak seh, tapi beneran biasa aja rasanya. Jadi aku ngasih nilai tempat ini 6/10 aja deh >.<
Tapi selain disini juga ada varian lain seh kayak roti cane terus ada beberapa menu kopi atau teh tarik gitu, cuma aku gak tertarik juga seh. Jadilah bener-bener tempat ini gak cocok untuk aku seh menurut aku 😛
Bee Hwa Cafe
Setelah beli roti bakar dan roti cane, kita terus melimpir ke Bee Hwa Cafe ini untuk sarapan beratnya. Sebenarnya, mulai dari di Bee Hwa inilah perjuangan aku untuk ngasih makan si K dimulai karena dari sini sampai kita pulang dari Penang, neh anak susah banget dikasih makannya. Yang awalnya aku bawakan bekal dari hotel (aku masak nasi gitu) sampai aku kasih makan apa adanya aja yang barengan piringnya dengan aku saking bingungnya, tapi tetep aja makannya selalu gak semangat. Jadi ya urusan makan emang berat banget rasanya di Penang ini.
Menu di Bee Hwa Cafe ini pada dasarnya menu-menu emang untuk sarapan gitu seh yak. Ada Curry Mee, Sang Mee, Mee Jawa, Bihum Soup, Nasi Goreng, Magie Goreng, Tom Yam dan lainnya. Rasanya gimana Niee? Ya 6,5/10 aja seh menurut aku 😛 Dengan catatan aku emang bukan penggemar masakan Malaysia ya. Jadi kalau kata abang seh enak jadi bisa 7/10 deh, hihihi.
Kek Lok Si Temple
Niat awalnya setelah kita sarapan kita mau jalan ke Penang Hill yang tersohor. Kita perginya naik grab dari lokasi kita ke Penang Hill cuma RM 3 aja loh. Beneran banyak promo pake grab ini, jadi emang lebih murah dibanding naik bus seh. Pas dijalan dan dilihat sama supir grabnya bahwa kita mau ke Penang Hill, dianya bilang bahwa Penang Hillnya tutup. Tapi kita bilang ya udah coba aja dulu lihat (kali aja masih beruntung kayak di Langkawi Sky Bridge kemaren). Sudah sampe ternyata emang tutup dong, jadilah kita sedih. Padahal udah niat mau pepotoan di atas sono biar feed instagram makin kece *eh 😛
Karena udah di daerah air hitam, makanya kitapun nyari tempat wisata yang gak begitu jauh dari Penang Hill dan terpilihlah Kek Lok Si Temple ini. Ceritanya si abang grab ini bilang kalau grab ada layanan ganti lokasi, jadilah dia ngutak atik aplikasi kita dan dari Penang Hill kita ke Kek Lok Si Temple gak perlu cari grab baru. Etapi ternyata total biaya yang harus kami bayar jadi RM 12 aja loh! Aku beneran merasa tertipu sama si abang grab itu. Karena dari Penang Hill ke Kek Lok Si ini beneran deket banget. Kalaupun kita harus ganti grab (dengan membayar RM 3 tadi itu dulu) palingan kita harus banyar gak lebih dari RM 3 lagi. Setelah diutak atik itupun kartu si abang suami jadi gak dapet grab yang murah lagi. Kujadibete. Akhirnya diakali sekarang grabnya pake kartu di handphone aku aja, jadi bisa tetep dapat bonus-bonus gitu, hmmm.
Ada apa di Kek Lok Si Temple ini?
Hmm, sebenarnya ku tak tahu dimana bagusnya ini tempat, huahahahahaha. Soalnya aku ini dari Pontianak ya bro. Jadi lihat Temple atau kalau di Pontianak aku nyebutnya kelenteng ini banyak banget. Bahkan ada yang rasanya lebih bagus dan lebih besar daripada tempat ini tapi ya lokasinya gak di atas bukit gitu jadi gak begitu kelihatan tinggi dan megah. Di dalam templenya sendiri yang aku lihat cuma ada tempat orang berdoa aja, jadi gak ada ruangan khusus untuk turis gitu (ya iyalah ya) dan dipelatarannya banyak banget pengemis dong! Kujadi takutkan buat motret-motret bareng sama K. Jadi gak sampe sejam kamipun udahan di sini dan pulang ke daerah kota.
Upside Down Museum
Setelah dari Kek Lok Si Temple, kita langsung cuss ke salah satu Mall di daerah Komtar. Alasannya seh karena biar mudah cari variasi makanan yang disukai si K yang akhirnya kami beli KFC untuk dia. Tapi itupun dia makannya dikit banget yang buat aku pusing tujuh keliling. Padahal sebelum makan udah aku bawa dia ketempat bermain gitu di dalam mall. Pas main seh semangat, tapi pas makan balik lagi moodnya buruk banget, kusungguhtakmengertilagi.
Maka dari itu, setelah selesai makan di Mall dan masih terlalu siang untuk jalan-jalan di daerah Town Hall karena panas, akhirnya si abangpun memutuskan bagaimana kalau kita ke Upside Down Museum aja. Alasan pertama karena pasti kami gak kepanasan di sono 😛 dan alasan kedua karena kami toh gak pernah ke Upside Down Museum sebelumnya sama sekali, jadi kenapa gak kan yak?
Seperti di Trick Eye Museum langkawi ternyata si K senang dong masuk ke sini! Dia semangat sekali setiap disuruh pepotoan disetiap sudut ruangannya. Apalagi setiap lihat kursi-kursi yang bergelantungan di atasnya diapun selalu semangat. Seru juga seh ya main dan pepotoan di ruangan gini, kok kami dulu gak pernah tertarik ya? Hahahaha. Etapi aku gak kebayang seh kalau perginya pas mereka lagi hype banget, pasti gak jelas antriannya dan jatohnya udah gak asyik lagi.
St.George Church
Setelah dari Upside Down Museum, kami balik ke hotel dulu jalan kaki (karena deket kan) buat istirahat, sholat dan mandi sore dulu. Habis itu tujuan kami langsung cuss buat jalan-jalan di daerah Town Hall yang dimulai dari St.George Church.
Gereja ini sebenarnya gak gede seh. Ukurannya normal aja, tapi bangunannya emang kece karena seluruhnya bercat putih bersih dengan gaya Eropa gitu jadinya klasik. Di depan gerejanya ada halaman luas gitu yang isinya rerumputan hijau spot yang si K suka banget dan ada kayak gajebo gitu ditengahnya menghadap ke gereja yang cantik seh buat pepotoan.
Tapi karena kami gak berniat masuk dan melihat isi dalam gerejanya, makanya kami gak memerlukan waktu banyak di sini. Pasang tripot, foto, si K ngumpuling ranting ya cuss pergi menuju ke tempat selanjutnya.
Tempat selanjutnya yang mau kita datangi itu adalah Queen Victoria Memorial Clock Tower. Untuk sampai ke sana kami lagi-lagi jalan kaki karena emang gak begitu jauh. Disepanjang jalan yang kami lewati juga pemandangannya bagus karena bangunannya emang rata-rata bangunan tua gitu dengan gaya eropa (sebenarnya dari negara mana seh? aku gak ngeh juga, haha) dan untuk sampai ke sana kita juga harus melewati Town Hall dari depan jadi sempat pepotoan juga di trotoar daerah Town Hall yang emang kece banget seh.
Di ujung jalan dari Town Hall itulah tempat Queen Victoria Memorial Clock Tower berada. Awalnya aku sempat bingung loh lihat Queen Victoria Memorial Clock Tower ini. Beneran tuh cuma ini doang bangunannya? Ya dari segi bentuk seh emang lumayan ya, tinggi dan menjulang gitu. Tapi kalau dilihat dari lokasinya kok ya gak banget gitu. Karena Queen Victoria Memorial Clock Tower ini berada beneran ditengah jalan gitu. Manalah jalan di bawahnya dijadikan orang tempat parkir mobil dan motor jadilah kelihatan kurang tertata gitu.
Pas aku lihat ini langsung mikir seh dalam hati, besok besok kalau ada wisatawan yang datang ke Pontianak aku harus bangga ngajakin mereka ke tugu digulis atau Tugu Khatulistiwa. Karena paling gak di sana ada taman-tamannya bahkan di Tugu Khatulistiwa ada museumnya, jadi gak gitu doang, hahahaha.
Dari Queen Victoria Memorial Clock Tower menuju ke Town Hall dari belakang aku juga sempat pepotoan di Fort Cornwallis. Kalau mau masuk harus bayar jadi kami gak masuk karena aku gak terlalu tertarik seh sama benteng. Masak seh harus pepotoan sama tembok doang harus bayar? Hmmm.
Town Hall
Aku baru sadar kalau taman itu gak perlu melulu ada bunga dan air mancur. Bahwa kalau taman itu sekedar tanah lapang (banget) dan kosongan aja gitu bisa juga amat sangat seru. Dan menurut aku Pontianak juga sangat amat perlu untuk memiliki satu taman model tanah lapang seperti ini. Mungkin di depan kantor Gubernur Kalbar?
Aku masuk ke Town Hall ini dari jalan belakang. Sebenarnya bakalan lebih seru kalau saja gak ada pembangunan (entah apa) yang menghalangi pemandangan langsung ke lautnya. Tempat pertama yang aku kunjungi adalah tempat bermainnya. Jadi di pinggiran Town Hall itu ada beberapa mainan yang bisa dimainkan untuk anak-anak. Gak banyak seh mainannya, tapi menurut aku cukup banget untuk membuat anak senang. Terlebih lagi mainan ini terbuat dari besi gitu yang terlihat kokoh jadi gak mudah rusak. Tempat mainnya pun lumayan luas jadi gak terlihat berdesakan walaupun anak-anak yang bermain di sana lumayan rame. Si K seneng banget di sini. Udah dibiarin main lama tetep aja pas diajak move on gak mau. Akhirnya diiming-imingin boleh gegulingan di rumput depannya baru deh dia mau beranjak pergi 😛
Di depan tempat bermain tadi emang ada lapangan hijau yang luas banget. Banyak orang lokal yang beraktifitas di sana karena kita datangnya emang udah sore dan cuacanya udah pas. Ada anak-anak cowok yang bermain bola dengan memasang gawang kecil. Ada cewek-cewek remaja yang membentuk lingkaran gitu seperti sedang kajian? Ada juga keluarga kecil seperti kami yang cuma sedang duduk sambil anaknya lari-larian yang akhirnya kami juga melakukan hal yang sama. Di tepian lapangan, ada orang yang menyewakan gelembung sabun yang bisa dimain di sana. Jadi seperti aku bilang di atas, tanah lapang kosong itu ternyata sangat menyenangkan juga ya. Aku pengen punya satu di Pontianak deh!
Setelah menjelang magrib, kitapun pulang dengan sebelumnya pepotoan dulu di depan gedungnya. Gedung Town Hall ini emang beneran keren seh. Mengingatkan aku sama gedung-gedung yang ada di Perth gitu. Ya walaupun kurangnya emang di sini kurang banyak aja gedung yang seperti begituan, hahahaha.
Dari Town Hall ini kamipun melanjutkan perjalanan untuk mencari makan malam (yang akhirnya sesat, hahahah) dan berlabuh di Projek Nasi Lemak Box yang tempatnya ada di Town Hall juga dong. Jadi kita setelah jauh nyari makan, terus balik lagi ke Town Hall >.<
Kapitan Keling Mosque
Perjalanan di daerah George Town ini kami lanjutkan keesokan harinya. Pagi-pagi setelah sarapan di Roti Bakar Hutton Lane dan Bee Hwa Cafe lagi, kamipun pergi ke Mesjid Kapitan Keling. Mesjid ini seru seh karena model bangunannya terbuka gitu yang gak ada pembatas dindingnya. Untuk mengambil wudhupun ada semacam kolam gitu dengan gayung-gayung yang diikat dipinggir kolamnya sehingga kita bisa leluasa untuk berwudhu (untuk yang cowok). Karena kami datangnya pas hari Jum’at pagi, jadi pas kami datang petugas mesjidnya sedang bersiap dan berbenah untuk sholat Jumat. Karena kami gak mau mengganggu jadilah cuma lihat-lihat aja dari depan, pepotoan terus pergi dan jalan kaki menuju ke Street Art.
Street Art Penang
Ada dua gambar yang pengen banget aku foto di sana ketika mengunjungi Street Art di Penang ini. Pertama adalah yang anak cowok dengan menggunakan motor, kedua adalah anak cewek dengan adiknya dengan menggunakan sepeda. Dibeberapa blog yang aku baca katanya susah banget nyari Street Art ini karena berada dijalanan kecil. Tapi ternyata gak kok, mudah banget malah. Karena di google map udah ada. Jadi tinggal cari aja dengan keyword “Penang Street Art : Boy on Chair” dan “Penang Street Art : Old Motorcycle” pasti ketemu deh.
Disepanjang jalan menuju ke Street Art di atas juga banyak banget street art kecil baik yang lama maupun yang baru model dari besi gitu yang dapat kita jumpai. Jadi sekali dayung, tiga empat street art terfotokan 😛
Kami kemaren pergi untuk berburu Penang Street Art ini waktu udah mau tengah hari dan ternyata panas banget (ya iyalah ya). Jadi kalau mau ke sini aku saranin mending seh pagi atau gak sore aja sekalian biar gak berpeluh-peluh banget buat pepotoan. Keuntungan pergi ke sini ditengah hari bolong hanyalah matahari yang bersinar tepat di atas kepala kita sehingga pencahayaannya sangatlah cakep. Jadi foto-foto yang dihasilkan gak terlalu berbayang deh. Sukak!
Penang Bridge
Tempat terakhir di daerah George Town Penang yang ingin aku kunjungi adalah Penang Bridge. Kata si abang mending kita sekalian naik ferry aja buat pepotoan dengan Penang Bridge-nya. Etapi ternyata dari ferry ini masih sangat jauh dong, jadilah Penang Bridge cuma nampak secuil aja dan bahkan dari foto gak kelihatan sama sekali seperti foto di atas.
Turun dari ferry, kita masuk ke terminalnya yang udah kayak mall saking cantiknya (aku suka takjub dengan infrastruktur di Malaysia yang udah dipelosokpun tetep bagus dan terawat) dan memutuskan untuk makan di food courtnya dulu di sana.
Lalu karena masih penasaran dengan Penang Bridge, akupun meminta suami bagaimana kalau kita naik Grab aja untuk jalan melewati jembatannya. Ya walaupun gak akan bisa pepotoan dengan latar jembatannya, paling gak ada deh merasakan naik di atas jembatannya ya kan, hahahaha.
Pulang dari Penang Bridge kitapun langsung balik ke hotel untuk cek out karena siang ini kami bakalan pindah hotel di daerah Batu Feringgi dan merasakan hotel bintang 5, yeaaay
***
Ok, ternyata udah panjang banget ya tulisan aku kali ini, hampir 2500 kata aja bo, hahahaha.
bye.
Huahaha iya Niee salah satu hal yang berkesan dari George Town di Penang adalah kulinerannya 😛 .
Ahhh, iya ya kalau dari Pontianak yang mana ada banyak kelentengnya, kelenteng-kelenteng lain jadi terkesan lebih “biasa” gitu ya 😛 . Dulu aku cukup suka dengan Kek Lok Si ini soalnya 😛 .
Iya, semua orang bilang gitu ya ko. Tapi aku gak tertarik sama sekali 😛
Wah, berarti aku harus promosi Pontianak kali ya, soalnya lumayan kok tempat wisatanya 😛
Kita samaan mbak, ngga hobi2 amat wisata kuliner. Haha. Makanya, kalau udah berkunjung ke suatu tempat, trus ditanya soal makanannya sama teman, aku cuma bisa senyum-senyum ajah karena ngga ngerti. Hahah
Wah, ternyata ada yang sama juga. Jarang loh ini mbak, hahaha
nasi lemak ini kek nasi uduk gitu apa gimana sik
dipromote malaysia jadi makanan nasional gitu keknya ya
Iya mas mirip nasi uduk, tapi ada yang beda rasanya, khas Malaysianya gitu deh. Kayaknya di sini jarang makan nasi yang polos aja gitu gak dibumbui, jadilah kebanyakan adanya di mana-mana nasi lemak, bahkan d KFC juga adanya nasi lemak
Upside Down Museum unik banget Niee 😀 itu kalian minta potretin orang atau bawa tripod?, pas lagi sepi juga ya? jadi bisa leluasa foto2nya 😉 .
Emang ada petugas yang motretin mbak nella, mereka udah tahu angle yang bagusnya di mana gitu
Udah keliling semuaaaa ya Nie
Tapi belum ke penang hill mbak, pengen juga deh
Udah sering banget denger cerita tentang Penang dan aku makin mupeng pergi kesana.
ayo mbak ke Penang, seru seh 😀
wisata di Penang kayaknya emang seputar kuliner & keliling kotanya yg nyaman ya mba 😀 aku belum pernah ke Penang jadi baca-baca dulu review ttg Penang biar ngga gagap pas nanti kesana hihihih
Iya, orang ke sana diseputaran itu seh mbak.
Pengen ke Penang, belum pernah. Baru sampe Kuala Lumpur aja insya allah next tripke Penang ah
Iya mbak, dari Kuala Lumpur banyak juga yang pake jalan darat. Seru juga loh
Aku belom pernah ke penang malaysia ini..belom urus passport juga…pengen kesana liat pemandangamnya bagus bgt ya mbak
Iya mbak, setiap daerah baru rasanya aku selalu menyenangkan gitu deh.
Wah, dapet banyakkk ya Mbak destinasi wisatanya. Dari taman kota sampe gereja. Sayang gak suka kulineran, ya.. hehe.. aku penasaran rasanya nasi lemak tuh kayak gimana 🙂
Nasi lemak mirip nasi uduk gitu mbak, cuma ada khas melayu malaysianya gitu deh
Mak budget buat traveling sekeluarga ke George Town Penang kira-kira berapa? hehhe kepo ya aku
Gak terlalu mahal kok mbak. Ntar aku tulis di blog deh ya rincian biayanya 😀
Yah gak ditunjukkin foto roti bakarnya. Kan penasaran… Kalau cuma baca cerita ajah gak bisa bayangin dg jelas. Seneng yaaa… Bisa jalan2 ke luar negeri sekeluarga. Semoga suatu saat nanti saya bisa begitu.
Ada di videonya seh sebenarnya mbak, ntar aku masukkan youtubenya kali ya, kelupaan, hahaha
Waahh seru sekali mba jalan2nya.. 😍 semoga next saya juga bisa kesana.. aamiin hihi
Aamiin, semoga ya mbak 🙂
wah Penang boleh juga nih destinasinya unik2.. katanya bagusan Penang drpd KL.. hihi…
Gak juga seh mbak, aku lebih suka KL seh daripada Penang, hahaha
Penang ini cocoknya buat yg suka sejarah kali ya, banyak bangunan lawas yg menyimpan cerita gitu.
Btw aku mau komen soal tanah lapang itu mb. Jd kan kl di jawa ada istilah alun2. Biasanya setiap kota punya alun2 alias tanah lapang yg luas di pusat kota yg jd pusat aktivitas warga. Ku pikir dulu semua daerah Indonesia ada, ternyata setelah ku keliling2 baru nyadar kl alun2 itu cuma ada di jawa dan itu masuk dlm konsep tata kota di masa lampau.
Iya mungkin ya mbak, kalau aku lihat bangunan tua cuma tahunya foto-foto aja di depannya, gak tahu juga makna apa dari pembangunannya, duh >.<
Iya mbak, kalau di daerah Kalimantan Barat jarang ada taman kota yang kosongan kayak gitu. Eh bukan jarang, gak ada sama sekali malah rasanya
Beneran ya mbak, ntar kalau saya ke pontianak diajak mampir ke tugu khatulistiwa.
Upside Down museumnya keren ya spot foto-fotonya, pantesan aja si K jadi antusias kala didalam situ
Iya mbak, kabarin ya kalau mau ke Pontianak 😀
Iya mbak, ternyata seru juga di upside down itu
MasyaAllah ini liburan menyenangkan ya Mba, bareng orang kesayangan. Paket komplit bahagiannya. Semoga aku ketularan bisa main ke sini aamiin
Aamiin, semoga ya mbak bisa main main ke Penang
Wah mantul banget Mbak review jalan-jalan ke Penangnya. Aku penasaran sebenarnya dengan nasi lemak itu, kayaknya khas banget ya dari sana
Iya mbak, nasi lemak ini udah jadi makanan pokok sepertinya di Malaysia
Serunyaaa sampai ke Penang. Aku belum pernah ke Penang mba. Tapi paling aku ingat ya street artnya emang keren keren
Iya, aku juga dulu tahunya penang ya street art nya doang, haha
wah bikin mupeng ini. Bisa dicopas itinerarynya kalau mau ke Penang nanti.
Oh ya mungkin kalau kami sekeluarga enggak bakal asing banget dengan makanannya. Karena pernah tinggal di Langkat, Sumut yang citarasa masakannya Melayu punya.
keren bingits cerita dan foto-fotonya nih..Mbak
Btw aku ini orang Melayu kok mbak. Di Pontianak itu dan daerah kalimantan barat pesisirnya suku terbesar itu suku melayu. Tapi tetep aja aku gak masuk dengan makanan malaysia, hahaha
Aku belum pernah terbang ke Malaysia mbak, liat artikel ini jadi pengen ke Malaysia terutama yang banyak bangunan peninggalan Inggrisnya seperti bangunan St.George Church dan Victoria Clock Tower itu.
Seru ya mbak liburan ke Penang. Duh aku jadi pengen ke St.George Church ama Victoria Clock Towernya deh. Bangunan peninggalan Inggris semua kalo di Malay ya
Iya inggris atau portugis ya? Aku juga kurang tahu >.<
Sayang banget aku ke KL nanti nggak sekaligus ke Penang. Ku sungguh mupeng dan lapar lihat penampakan sambel di sajian nasi lemak. Di KL ada juga kan sajian nasi lemak, mbak?
di KL dan seluruh wilayah Malaysia selalu ada nasi lemak kok mbak. Rasanya juga mirip mirip kok. Kapan mau ke KL mbak? 🙂
Maaak asik banget sih gak punya hobi makan. Lah kalo aku hobi makan nih makanya gemuk. Itu yang Upside Downnya lucu ya. Nasi Lemak tuh rasanya kayak nasi uduk gak?
Bukan gak hobi makan loh mbak. Cuma aku emang pemilih banget makan. Kalau makanan yang disuka seh hayok aja aku habisin, hahahaha.
Iya mbak nasi lemak itu mirip dengan nasi uduk, cuma khas malaysia gitu deh jadi ada beda dikit
Urusan roti, biarpun kita mengadopsi penganan ini dari luar negeri, tetap saja roti buatan Jakarta Bandung dan Indonesia umumnya sangat nikmat di lidah kita.
Iya bener banget. Apalagi jakarta yang banyak banget variannya, aku suka semua deh, hahahaha
Wah seru banget ini jalan-jalan di Penang, kemarin waktu ke KL pengen kesini juga dan ke George Town. Tapi ternyata hasil rundingan malah ke Singapore naik bus. Pengen ah bikin destinasi kesini juga, seru lihatnya.
Kalau pilihannya penang atau Singapore emang bagusan Singapore seh mbak kalau aku seh
Tahun 2019 ini banyak banget keinginan jalan-jalannya ke berbagai destinasi, termasuk ke Penang ini. Ya pengen coba kulinernya.
Samaan mbak, aku juga pengen ada ke tempat baru 1-2 tempat lagi ditahun 2019 ini. Semoga bisa kesampaian. Soal kuliner aku wisatanya di Indonesia aja kali tapi ya, haha
Bisa dapet banyak destinasi nih ya dalam sekali jalan. Meskipun akhirnya eksplorenya ga begitu banyak di setiap destinasi. Tapi seruuuu jalan-jalannya nih. Bisa dijadikan referensi kapan-kapan kalau pas ada rejeki bisa piknik ke sana bareng keluarga.
Gak bisa lama juga seh mbak untuk aku. Karena aku bukan tipe yang mengeksplore suatu tempat sampe berlama lama gitu. Ujung-ujungnya bosen, hihihi.
Mama selalu bisa menjawab segala keingin tahuan anak yaa, kak..
Dan Nasi Lemak itu menjadi saksi.
Ngiahahaaha~
Seneng .. seneng … Lihat K semangat.
Hahaha, iya mbak, mama adalah yang paling tahu keinginan anak ya mbak 😀
yang paling kusuka dari penang itu kulinernya, y ampun enak enak dan murah. wisata kulineran disini bikin kangen dan kenyang. kekenyangan malahan. heheheh