Jalan di Melaka (Bagian Pertama)


Seperti yang udah aku ceritakan sebelumnya, bahwa liburan kali ini aku niatan awalnya adalah hanya untuk menonton Disney On Ice di KL. Karena awalnya cuma pengen nonton aja, jadi rencananya aku mau perginya hari jumat aja dan pulangnya hari minggu. Lah kok, ternyata hari rabunya itu libur nasional jadi hari kamis dan jumat jadi hari kejepit nasional. Jadilah si abang memutuskan untuk kami perginya hari selasa aja (kebetulan flight PNK-KUL hari selasa itu jam 5 sore), dan pulangnya hari minggu seperti rencana awal.

Rencana udah sep, semua tiket udah dibeli (pesawat, tiket nonton, dll), pas H-1 aku dapat undangan pelantikan dong, untuk hari selasanya! Aku langsung stress, pengen nangis rasanya! Bagi yang udah lama ikutin blog dan sosial media aku pasti tahu deh. Aku sama sekali gak ada target dan keinginan sama sekali untuk mengembangkan karir. Diberi tanggungjawab yang lebih itu aku langsung hilang fokus. Jadinya aku muntah dong semalaman! Badan rasanya gak enak banget, takut besoknya pas pelantikan malah pingsan! Huhuhuhu. Untungnya beli tiketnya sore. Sehabis pelantikan langsung ngadep bos baru bilang kamis, jumat udah ngajuin cuti. Jadi niatan awal liburan untuk nonton Disney, juga jadi pelarian aku sebelum memulai rutinitas baru di kantor baru. Biar semangat gitu ceritanya 😛

Sebelumnya, baca juga ya tulisan aku tentang liburan dalam rangka nonton Disney On Ice ini:

  1. Itinerary Melaka dan Kuala Lumpur
  2. Jalan di Melaka (Bagian Pertama)
  3. Jalan di Melaka (Bagian Kedua)
  4. [Review Hotel] The RuckSack Caratel, Melaka
  5. Main Salju di Genting, Malaysia
  6. Nonton Disney on Ice di Kuala Lumpur
  7. Review Melia Hotel, Kuala Lumpur

Karena gak fokus mempersiapkan perjalanan kali ini, aku jadi melupakan packing hal yang penting. Aku lupa masukin celana jalan si abang suami dong! Alhasil, si abang pergi ke KL dengan celana dinas yang warna cokelat itu. Kalau ada yang lihat ada keluarga aneh lagi liburan tapi pake celana dinas warna cokelat dari bandara Pontianak, ke Kuala Lumpur, sampai naik bus ke Melaka, iya itu kami 😆

Penerbangan dari Pontianak ke KL dengan AirAsia biasa seperti biasanya. Gak ada yang bisa diceritakan karena emang gak ada apa-apanya juga di dalam pesawatnya 😛 Karena penerbangannya habis magrib gitu, jadi kami emang udah makan di bandara, jadi yang biasanya pesan online makanan untuk di pesawat gak kami lakukan lagi. Tapi setiap di pesawat aku kok selalu laper gitu ya. Ada yang samaan juga dengan aku gak?

Sampai di KLIA2 udah jam 9.20 pm. Pas ngecek di website bus untuk ke Melaka itu ada yang jam 10an gitu. Dengan pedenya kami gak beli tiketnya karena mikir hari selasa tengah malam gini siapa juga yang habis-habisin tiket busnya? Etapi ternyata beneran habis loh! Jadi kami harus nunggu jadwal selanjutnya yang mana jadwalnya adalah jam 11 malam aja >.< Karena gak ada pilihan, akhirnya kamipun membeli tiket tersebut. Setelah menunggu selama hampir 2 jam karena busnya datangnya telat akhirnya kami bisa jalan juga menuju ke Melaka pukul 12 am.

Selama di perjalanan, aku gak terlalu sadar seh. Dikatain tidur ya tidur karena aku minum antimo, dikatain gak tidur ya gak juga karena rasanya telinga masih kedengaran suara-suara gitu. Jadi intinya gak nyenyak deh tidur aku selama di dalam bis itu. Untungnya karena jalannya malam, yang seharusnya perlu waktu 2 jam untuk dari KLIA2 ke Melaka, cuma kami tempuh dalam waktu 1,5 jam saja. Bus kami berenti di stasiun centralnya Melaka yang kalau malam kok ya rada horor ya kelihatannya karena sepi banget, hahaha. Untung pas nyari grab langsung dapat dan kamipun langsung jalan menuju hotel yang udah si abang suami booking, The Rucksack Caratel. Untuk review khusus untuk hotel ini menyusul ya :mrgreen:

Drama kelupaan bawa celana dan kehabisan tiket bus ternyata bukan drama kami terakhir hari itu. Masih ada satu drama lagi sebelum kami bisa tidur nyenyak di dalam kamar yang udah kami pesan jauh-jauh hari ini. Sampai di depan hotel, pas mau masuk, ternyata pintu hotelnya dikunci dong! Sempat bingung banget gimana caranya masuk karena gak ada bel juga untuk membangunkan petugasnya. Setelah dicari dan dilihat-lihat ada pesan gitu untuk menghubungi nomor sekian jika ingin melakukan cek in. Untungnya (orang melayu selalu untung ya 😛 ) si abang udah beli nomor Malaysia untuk pesan-pesan grab, jadi bisa langsung nelpon si petugasnya. Gak kebayangkan kalau gak punya nomor telpon dan semua toko tutup jam segitu, gimana kita bisa masuk coba >.<

Setelah ditelpon, akhirnya 30 menit kemudian, mbak-mbaknyapun datang dan membukakan pintu untuk kita. Si abang langsung cek in dan mendapatkan kunci untuk masuk ke dalam kamar. Masuk ke dalam kamar si Irni masih sempat-sempatnya buat video singkat review kamar hotelnya untuk buat konten youtube 😛 Setelah ganti baju, kemas-kemas sebentar, kamipun langsung tidur!

Tepian Sungai Melaka

Aku gak tahu apa nama sebenarnya daerah ini. Toh, aku ke sini juga karena hasil sesat membaca Google Maps kok! Hahahaha. Jadi ceritanya niatan aku si abang suami setelah kami berhasil bangun jam 8 pagi setelah drama yang panjang dihari sebelumnya itu adalah pergi ke St. Paul’s Chrurch karena menurutnya sangat dekat dengan hotel. “Jalan 5 menit aja kok dek!” katanya waktu itu. Karena si abang suami bertugas untuk mendorong stroller si K, jadilah aku yang bertugas membaca peta. BTW aniwey, aku lumayan jago kok sebenarnya membaca peta ini. Dulu waktu sekolah, aku ikut pramuka sampai tingkat Laksana gitu 😛 jadilah aku pede. Tapi ternyata peta yang aku baca itu salah dong! Yang akhirnya malam membawa kami muterin tepian sungai Melakanya!

Tapi sebenarnya, pada saat tersesat itu penuh makna juga kok. Saat jalan kami melihat ada toko H&M gitu, karena si abang gak punya celana (gak pake celana cokelat dinas lagi kok, tapi pake celana pendek buat tidur 😛 ) jadi akhirnya kami singgah dan si abang berhasil membeli 2 celana baru! :mrgreen: Di depan tokonya ternyata adalah posisi Jongker Street yang walaupun masih sepi-sepi aja waktu pagi gitu, tapi paling gak kami bisa pepotoan dulu di depannya 😛

Belok ke kanan dari Jonker Street ternyata ada daerah yang banyak banget muralnya gitu. Aku suka! Muralnya ini tipe mural yang gede-gede nutupin satu dinding bangunan gitu loh. Bukan mural imut-imut kecil ala penang yang “ternyata gitu doang” hahahaha. Sebelum ke Melaka emang aku kurang banyak research seh, jadi pas datang dan lihat ternyata Melaka seperti itu jadi terkagum-kagum juga. Ternyata datang kesebuah tempat tanpa ekspetasi sama sekali itu bisa membuat senang juga yak!

Tempat muralnya itu di dalam gang-gang gitu. Nah, pas kami masuk kesalah satu gang eh kok tembus ke tepian sungai Melakanya dong! Dan ternyata tepiannya cantik! Walaupun bukan tipe waterfront yang banyak ruang terbukanya seh. Ini lebih ke tepian yang dikelilingi sama cafe-cafe dan mural gede-gede lagi dong! Ah, kenapa aku dari dulu gak ke Melaka ya? *thinking*

St. Paul’s Chrurch

Setelah berkeliling lumayan jauh dari hotel, akhirnya kami sadar bahwa sepertinya kami salah membaca google maps. Ini sadarnya juga karena setelah mengikuti google maps kok ya kami menuju jalan kembali ke Hotel. Akhirnya, beralih kematikan directionnya google maps dan pelan-pelan membaca blognya orang-orang lagi. Dan ternyata tempat yang ingin kami tuju itu ada di daerah Red Square Melakanya itu dong! Itu berarti cuma beberapa langkah dari hotel kami! Duh! Tolol banget 😛

Jadi, diujung daerah Red Square itu ada tangga tinggi dengan tulisan Stadthuys yang ternyata adalah jalan masuk menuju ke St. Paul’s Chrurch. Kalau udah masuk ke sini, ikuti aja jalan menanjak menuju ke bukit kecilnya. Walaupun sedikit ngos-ngosan buat naik, tapi pemandangan Melaka dari atas ketinggian gini ternyata lumayan kece loh! Nah, St. Paul’s Chrurch itu letaknya ya di atas bukitnya ini. Untuk lebih jelasnya gimana tempatnya, bisa ditonton video aku di bawah yak.

Gimana tempatnya Niee? Kalau untuk aku seh ya B aja seh, huahahahahaha. Soalnya aku suka susah kagum sama tempat sejarah yang nangung gitu ya. Seperti ini yang cuma reruntuhan aja gitu. Kalau tempatnya satu bangunan yang megah kayak kastil di Seoul sono seh ya aku kagum, hihihihi. Tapi tetep lumayan kok, apalagi dengan pemandangan laut lepasnya yang kece. Jadi kalau ke Melaka, jangan lupa ke sini yak!

A Famosa

Kalau mau turun dari St. Paul’s Chrurch, jangan melewati jalan yang sama. Tapi pilih jalan menurun di belakang gerejanya. Nah, di belakangnya ini ada benteng lagi yang masuk kesalah satu tempat wajib yang harus dikunjungi kalau kalian ke Melaka, yaitu A Famosa. Tapi lagi-lagi menurut aku tempatnya B aja seh, huahahahaha *dipentung rakyat Melaka*

Yang seru dari daerah A Famosa menurut aku adalah karena di depannya itu termasuk daerah Dataran Pahlawan gitu seh. Walaupun daerah mal-mal yang terkenalnya itu masih diujung jalan lainnya lagi. Kalau di daerah ini jalannya itu terbuat dari pavling block berwarna merah bata dan putih. Kalau ada waktu yang banyak pengen banget duduk-duduk di sini bentara sambil main galah hadang atau tablak deh! Hahahahaha. Sayangnya kami ke sana disiang hari bolong dan kondisi cuacanya panas banget, jadi gak begitu tertarik deh buat main-main.

Museum Samudra

Dari A Famosa, terus kami melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki ke Museum Samudra. Jalan kaki disiang hari dengan suhu yang wow banget itu sesuatu banget loh. Untung lokasinya dekat! Oh iya, setelah kami berkeliling-keliling Melaka ini ternyata emang lokasi wisata-wisata yang jadi menu wajib di kota ini emang deket-deket semua loh! Jadi  emang jalan kaki aja cukup banget! Cuma kami aja yang manja kadang yang masih pesan grab buat ke mana-mana. Lagian kan grabnya juga murah banget di Malaysia ini, jadi sayang banget kalau kakinya diajak kerja keras! 😛

Untuk masuk ke Museum Samudra ini ada biayanya. Bagi penduduk Malaysia biaya untuk orang dewasa adalah RM 5 dan untuk anak-anak RM 3. Sedangkan untuk warga negara asing kayak kita-kita gini, harganya rada beda yaitu RM 10 untuk dewasa dan RM 6 untuk anak-anak. Bedanya 2 kali lipat aja gitu! Tapi karena hitungannya masih murah, jadi gak masalah lah, hahahahahaha.

Ada apa aja di dalam Museum Samudra ini? Ya pada dasarnya isinya menjelaskan tentang isi kapal perang jaman dahulu kala seh yak. Karena Malaysia ini jajahan Inggris, jadi model-model kapalnya itu ya model kapal Inggris gitu. Yang buat senang di sini adalah tempatnya full AC! Bagi kami yang udah seharian terpapar sinar dan teriknya matahari jadi berasa oase di padang gurun deh *lebay* hahahaha. Sayangnya tempat ini WCnya buruk banget seh. Buruknya itu sampai yang gak bisa dipake gitu untuk aku, jadi ya ku sangat tidak suka >.<

Buat yang mau lihat-lihat gimana isi dalam kapalnya bisa nonton video aku di bawah deh.

Wow, ternyata aku ngalor lindur udah 1600an kata aja! Karena sepertinya udah kepanjangan, maka aku potong dulu cerita di Melakanya sampai di sini yak! Untuk cerita selanjutnya akan aku tulis di postingan perjalanan ke Melaka aku bagian dua!

bye.

62 Comments

  1. Huahaha, memang ketika cuaca panas menyengat, lembab pula, museum atau toko atau gedung apa pun yang ada ACnya berubah fungsi jadi oasis ya Niee 😛 .

  2. Niee kalau jabatan naik kan berarti atasanmu melihat kamu mampu dong, ayooo semangatt berkarir 🙂 . Btw kamu sering jalan2 ikutan jd “lokal guide google” ga?, klo sdh level 5 an dpt kesempatan ikutan meeting tahunan di Amrik, emang sih dipilih jadi hanya sekian ratus org aja, tiap tahun ada aja bbrp peserta terpilih dr Indonesia. Tahun ini aku diundang, krn pas liburan di Indo, aku ga mood ngerjain tugasnya haha sok nolak liburan gratis 😆 .

    1. Karena mendapat jabatan bagi aku ribetnya luar biasa mbak, apalagi di pemerintahan >.<

      Ah, aku gak pernah ikut lokal guide google, sering denger seh, tapi belum pernah pake. Pengen pake ah! Selama ini sering nulis di tripadvisor aja seh.

      tapi ada ngerjain tugas juga gitu? Aku beneran gak ada waktu sepertinya, hahahaha

  3. Aku kok malah kepo acara disney on ice di KL nya hahahaha, aku baca ampe bawah ngga ada 😀 pengen tau perbedaannya sama yg kemaren di Indonesia apaan, sapa tau beda gitu 😀

  4. Ceritanya detail banget yaaa…
    Berasa ikut jalan-jalan di Melaka dengan segala keseruannya.
    Syukak!

    ~annarosanna(dot)com

  5. saya masih bisa nahanin cuaca panas daripada ngeliat suami pakai celana dinas wkwkw. Itu tersesat yang menguntungkan ya, karena akhirnya dapat celana baru

  6. perjalanan tanpa drama itu biasanya gak seru ya mbak! hahaha..
    aku baru tahu loh kalo ada hotel di kunci 0.0 trus itu tamunya dikunciin dari luar gitu dong?

    btw aku jadi pengen ke museum samudra juga dehhh

    1. Kalau kita udah cek in, kunci kamarnya bisa dibuat untuk buka kunci hotel bagian luarnya gitu, jadi gak dikuncikan dari luar seh, hehe

  7. impian banget bisa jalan2 sekeluarga begini. apalagi sampai lintas negara . jadi jalan2nya mbak sekalian buat ilangin stres karena dapat jabatan yg waaah, yak

  8. Aku nggak sempat ke Museum Samudra, mba. Padahal sudah liat dari jauh. Aku kayaknya berharap suatu saat bisa ke sini 🙂

    1. Gak gimana-gimana banget seh mbak isi dalamnya. Cuma karena kita punya waktu cukup di Melaka ya dihabisin aja tempat wisatanya 😀

  9. Sering denger Jonker street mbak, moga bisa ke sana suatu saat nanti 😀
    Melaka ini unik ya krn katanya msh banyak peninggalan masa lalu bercampur dengan modern tapi ya gak semodern KL. Trus keliatan sekali perpaduan banyak etnis di sana 😀

    1. Iya, dia ini semacam penang gitu ya jadi banyak tempat bersejarahnya. Tapi kalau modern seh gak sama sekali mbak. Karena bagian sejarahnya yang lebih ditonjolkan.

      Dan kalau etnis lebih banyak Melayunya seh ini, tionghuanya gak begitu banyak seperti di KL

  10. Asyik ya mba jalan2 sama keluarga ke luar negeri. Seandainya aki bisa mengajukan cuti, tapi ada saja halangannya. Huhu

  11. Wah seru banget nih jalan-jalan ke Melaka. Sama keluaga pula. Selalu suka dengan foto-foto yang ke Melaka di tepian sungainya

  12. Tepian sungai Melaka cantik banget. Bersih gitu pinggirnya. Air sungai juga bersih. Masih takjub dengan Museum Samudra. Kapalnya besar banget. Kelihatan gagah. Aku ngakak baca insiden celana dinas coklat.

  13. Kalau ngomongin Melaka kayak ngomonging Kota Lama atau Kota Tua ya, Banyak peninggalan lawas yang berdekatan lokasinya. Jadi gampag dikunjungi. Bw aku suka yang di Museum Samudra. Kayaknya seru juga nih, buat nunjukin ke anak-anak model kapal2 jaman baheula.

    1. Iya, semacam Kota Tua gitu kali ya. Tapi ini satu kotanya, jadi emang suguhannya cuma itu tok. Kalau Jakarta lebih beraneka ragam ya

Balas Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s