Meong – Meong


Wuih, ternyata aku udah gak ngeposting 2 minggu, tapi kalau masih ada postingan dalam satu bulan masih masuk ke dalam kategori blogger kan yak 😆 (memaksakan diri padahal belom juga setahun blog ini umurnya).

Jadi kemanakah niee selama ini?

Disadarkan dengan adanya cuti bersama lagi dalam jangka waktu 2 minggu ini aku gak mau terlewatkan kesempatan lagi. Walaupun bagi aku liburan yang paling menyenangkan itu adalah leyeh2 di rumah dan gak ngapa2in (ketawan pemalasnya 😛 ), tapi nafsu untuk melihat kota2 lain yang belum aku kunjungi itu sangat menarik minat aku.

Mungkin aku gak termasuk traveller yang dalam setahun bisa kebeberapa tempat, tapi setahun liburan 1 kali aja udah sangat menyenangkan buat aku. Apalagi tahun ini yang aku prediksikan gak bisa kemana-mana (karena baru mulai masuk kerja) aku udah jalan2 2 kali ke 3 tempat berbeda. Yeah :mrgreen:

Memanfaatkan waktu cuti yang gak panjang2 amat, aku mengajak kakak aku dan seorang teman kakak aku untuk mengunjungi satu tempat di luar negeri yang paling dekat dengan Pontinak. Ada yang bisa nebak apa nama tempatnya? Yak! Apalagi kalau bukan Kuching!

Kakak, Aku dan Kak Tri

Yak, ada yang pernah dengar tentang Kuching? Mungkin sebagian besar dari teman2 blogger disini gak pernah dengernya. Tapi untuk warga kalimantan Barat Kuching ini sangat gak asing lagi. Tempat liburan, berobat dan sekolah/kuliah yang relatif murah daripada kami harus ke Jakarta. Kuching ini adalah bandaraya (semacam ibu kota Propinsi) dari negara bagian kerajaan Serawak Malaysia Timur. So, di sinilah aku menghabiskan masa libur cuti bersama 🙂

Berangkat rabu malam sekitar Pukul 9.30pm dari Pontianak sampai di perbatasannya udah jam 6 pagi. Ngecap passport sana sini kemudian mulai jalan lagi satu jam kemudian dan sampai di Kuching sekitar jam 9 WIB. Yang aneh dari Kuching ini adalah meskipun kelihatan waktunya sama dengan Pontianak tapi ada perbedaan waktu 1 jam disana. Jadi hitungannya aku sampe jam 10 waktu bagian serawak.

Berbekal nekat dan gak ada rencana apa2 liburan kali ini aku langsung nyari taxi untuk menuju kesebuah hotel yang kata teman aku lumayan murah dan terletak di tengah kota. Pas sampe di hotel ya ampun biasa banget >.< (terbiasa dengan hotel di Pontianak yang bagus) tapi lumayan lah ada 3 tempat tidur, AC, TV serta air panas dan dingin. Tujuan pertama ke Kuching adalah WATERFRONT.

Harap2 cemas di mana letaknya Waterfront itu dari hotel (kalau perlu pake taxi bakalan rugi berat neh) akhirnya memberanikan diri keliling2 hotel dan Alhamdulillah ternyata letak waterfrontnya cuma 5 menit jalan kaki dari hotel. Yeah!

Waterfront Kuching

Waterfront ini semacam pusat wisatanya di Kuching. Banyak bule2 yang berseliweran di sini. Aku juga kaget ternyata Kuching ini lumayan terkenal juga yak diantara turis mancanegara (pertanyaannya adalah kenapa Pontianak kagak? 😦 ). Gak perlu takut kelaparan di sini karena disepanjang jalannya banyak pedangan yang menjual makanan namun sangat teratur dengan rapinya.

Dari sini kita juga bisa melihat Astana Serawak, Gedung semacam DPRD kalau di Indonesia dan lebih banyak lagi kalau menggunakan jasa semacam kapal ferry yang akan membawa kita berkeliling sepanjang sungai serawak (nama sungai yang kelihatan itu) selama 1 1/2 jam.

Sarawak River Cruise

Aku naik ferry ini? Oh tentu tidak 😆 ini mahal banget, keliling sungai yang besarnya gak sebanding dengan Sungai Kapuas di Pontianak dengan ini harganya RM 60! Mahal banget kan. Jadi aku memilih yang lebih murah tapi sama aja mendapatkannya. Harganya bisa sampe 1/4 nya loh alias RM 15.

Ferry seharga RM 15
Gedung DPRD Serawak
ASTANA - yang ninggalinnya setara Gubernur

Enaknya liburan gak pake Tour itu kita bisa jalan semau yang kita inginkan tanpa diatur oleh orang dan bisa lebih dekat dengan penduduk setempat. Dan inilah yang aku alami. Berfikir keesokan harinya akan mencari taxi untuk mengunjungi tempat2 wisata yang jauh ternyata aku dapat rejeki nomplok. Bapak yang memandu di ferry menawarkan untuk kami bertiga berkeliling kemanapun kami inginkan, seharian dan hanya meminta bayaran RM 150! (di hotel banyak tawaran yang cuma beberapa jam tapi harganya RM 300! Tempatnya di tentukan pula.

Mendapat pemandu wisata penduduk lokal yang pekerjaannya bukan merupakan travel agent itu sangat menyenangkan. Sebelum pergi kami mengunjungi rumahnya yang terletak di seberang waterfornt. Perumahan penduduk adat melayu di Kuching ternyata masih banyak yang menggunakan rumah panggung, percis dengan kondisi di Pontianak tahun 80an. Yang membedakannya hanya jika Pontianak kita harus melalui gang2 sempit, namun di Kuching seluruh wilayahnya di aspal lebar hingga kedepan rumahnya.

Tujuan perjalanan hari itu adalah Museum Kucing, Damai Beach, Kampung Budaya, dan tempat belanja di Satok.

Museum Kuching
Pantai Putri
Kampung Budaya Serawak

Awalnya emang pingin ke Damai Beach, tapi pas depan gerbangnya ada petugas yang bilang perlu bayar RM 10 per orang. Merasa kemahalan si bapak yang membawa kamipun memutar haluan saat aku baru mau membuka dompet untuk mebayar dan lebih menyuruh kami ke Pantai Putri. Kata si bapak sama aja dan tentu masuk ke sini GRATIS! hehehe..

Dan soal isi dalam kampung budaya ini, dari petanya aku bisa lihat bahwa disini semacam TMII klo di Jakarta. Ada berbagai rumah dari suku bangsa yang ada di serawak, melayu, china, dayak, dll. Tapi jangan tanya versi lengkapnya, soalnya aku gak masuk. Alasannya ya 1 MAHAL! satu kali masuk RM 60! *naseb liburan dengan uang pas2an*

Soal pasarnya Khucing gak keren2 amat ternyata. Kebanyakan gedung2nya itu emang besar2 dan dari luar kelihatan gede banget, tapi pas masuk ke dalam beh, gak ada apa2nya. Seperti kosong melompong gitu. Gak berasa mall. Emang bener dah kalau soal Mall Indonesia gak kalah deh. Bahkan aku bisa bilang Mall di Pontianak lebih berisi daripada Mall di Kuching walaupun isinya memang barang2 mahal.

Dua lagi kekurangan yang menurut aku besar di Kuching yaitu Toilet umumnya yang gak banget bahkan dibanyak tempat harus membayar 20 sen untuk sekali buang air kecil dan makanannya yang kebanyakan tidak ada nasi putihnya (maksudnya banyak yang seperti nasi uduk gitu, berbumbu). Bahkan saking pinginnya aku makan nasi putih jauh2 aku ke KFC dan yang aku dapat? Nasinya adalah nasi ayam! Nasinya jadi berasa ayam gitu. Euh! >.<

Tun Jugah Mall

Hari terkahir di Kuching Pak Jailani (bapak yang bawa jalan2 kami kemaren) mengajak kami ke acara yang sangat heboh di Kuching beberapa hari ini. Namanya Jom HEBOH. Acaranya kayak karnaval gitu, terus malamnya ada artis2 Malaysia yang akan disiarkan langsung dari TV 3. Sebelumnya aku juga udah tahu dari bapak2 yang ngajak ngobrol pas kami beristirahat di sepanjang tepian waterfront.

Tapi karena aku gak suka acara keramaian kayak begonoan dan siapa lagi artis Malaysia yang ganteng dan cantik2 😛 akhinya aku gak menerima tawaran si bapak dengan gak enak hati. Padahal dia mau nganterin kami ketempat Jom Heboh itu gratis loh! (mungkin dia merasa kasian dengan kami yang sangat perhitungan dalam menghitung ringgit, hehehe.

nb: Kata bapak2 yang duduk disamping aku pas mau pulang ke Pontiank kota Miri (itu loh tempatnya mbak susan) lebih indah daripada Kuching. Ditambah lagi kotanya amat dekat dengan Brunei. Tapi yang jadi masalah adalah dari Pontianka Kuching ajah udah 12 jam perjalanan dan katanya dari Kuching ke Miri masih perlu 14 JAM LAGI (baru mikirin naek bisnya aja udah pusing). Ya mudah2an aja beberapa tahun kedepan ada alat transportasi darat yang lebih maju daripada bus kesana.

37 Comments

  1. wah asiknya jalan2…
    yang gua tau banyak orang indo ke kuching untuk berobat ya… katanya dokter2 sono bagus2, gak kalah ama dokter2 singapur. tapi biayanya jauh lebih murah…

    1. iya,, khususnya untuk orang Pontianak/Kalbar sering banget berobat kesana..
      perbandingannya jauh kalau ke Jakarta,
      dan kalau di Pontianak sering disuruh buru2 operasi kalau di sana diberi perawatan dan obat dulu,
      Tapi banyakan juga balik lagi ke dokter Indonesia seh habis perawatannya..

  2. oh…kirain jadi hiatus…..hehehe, ga tahu nya senang2 dan liburan nih. asyik lah kalau yg namanya liburan bisa ngurangin stress….

    1. pake passport dong, kalau gak ya imigrasi gelap namanya 😛

      klo di kaltim ada pintu imigrasinya gak?

  3. halooo welkam beek niee.. emang lama bener kamu ngga nongol. hahaha.. tau-tau dah ke kuching aja.. nama wilayah sama lambangnya sama –> kucing!.

    seru juga ke luar negeri tinggal lompat gitu *plaak.
    manaa oleh-olehnya?

    btw, jom tuh kan sama dengan “Ayo” kaan?

    1. klo gak salah emang dikasih nama kuching karena banyak kuchingnya deh dulu disana,
      tapi sekarang udah jarang, aku aja selama disana cuma sekali doang lihat kucing berkeliaran *hadeh*

      eh, kalau tinggal lompat aku setiap minggu dah kesana, hahaha..
      oleh2nya apa yaaaa?? 😛
      klo masalah artis JOM itu aku juga lupa nanya, hehehe

  4. rasanya pilihan yang tepat jalan-jalan ke kucing daripada ke anjing…eh, maksud saya daripada ke jakarta. saya jadi pengin ke sana, harus punya paspor ya?

  5. saya tki di kuching,.
    Kalau mau berkunjung ke kuching bagi tahu saya,
    Saya ajak ke berbagai tempat rekreasi di kuching best,
    Dari kuching ke miri sekitar 15 jam,
    Ke bintulu 12 jam
    Ke sibu 10 jam
    Ke sarikei 8 jam,
    Di sana memang banyak lagi tempat yang best,
    Tapi kuching juga tak kalah best,
    Banyak tempat yang best,
    Salah satunya ada gua angin di bau,.
    Dan lainnya,.

  6. hi mbak.. ak lg planning buat backpackeran ke kuching lewat ptk.
    kalo boleh tau kmren nginep dihotel apa? permalamnya brp y?
    trims..

Leave a reply to niee Cancel reply