
Kemaren adalah pertandingan persahabatan antara Indonesia dengan Uruguay yang dimenangkan oleh Uruguay dengan skor telak 7-1. Gol pengembira Indonesia di ceploskan oleh Boaz pada pertengahan babak pertama yang merupakan gol pertama juga pada pertandingan itu.
Aku gak terlalu merhatiin pertandingan yang disiarkan langsung oleh TV One dan ANTV itu, pas pembukaannya aku sedang berada di rumah teman, pas pertandingannya aku sedang berada di Mall dan melihat gol pertama tercipta yang membuat Indonesia untuk sementara unggul 1-0. Kemudian tak lama kemudian Uruguay membalas hingga skor menjadi 2-1 pada saat Half Time.
Bagi aku, ini adalah pertandingan yang biasa saja. Pertandingan persahabatan yang biasanya berfungsi untuk melihat seberapa kuat kekuatan TimNas. Tapi kenapa yang diundang harus Uruguay? yang notabene adalah negara 4 besar terkuat di dunia. Sedangkan Indonesia, piala dunia saja belum masuk. Ini membuat aku berfikir bahwa PSSI mengundang Uruguay ke Indonesia hanya untuk senang-senang. Mungkin akan ada kebanggaan kalau sebuah Tim dari negara besar sepakbola melawan TimNas kita. Tapi menurut aku diundangnya TimNas Uruguay hanya untuk berkata: Hallo Uruguay ~ Selamat Mengalahkan Indonesia..
Pulang ke rumah aku langsung membuka TV, lihat2 dikit ke ANTV. Ternyata pertandingan sudah masuk ke menit 80 dan kedudukannya sudah 7-1, wow! Bukankah ini sangat mubajir? Mengeluarkan uang 4M cuma untuk melihat dikalahkan, dan tentu pertandingan ini tidak bisa dijadikan parameter kekuatas TimNas.
Kalau memang ingin menghitung kekuatan, menurut aku, seharusnya Indonesia mengundang Tim yang memang selevel dengan Indonesia. Atau paling gak ya yang akan bertanding dengan Indonesia kelak di Piala Asia atau AFF. Bukankah itu akan lebih efektif untuk pengukuran kekuatan?
Uruguay dalam waktu dekat tidak akan pernah bertanding secara resmi di ajang internasional dengan Indonesia. Kenapa kita capek2 untuk mengundang mereka. Bukankah lebih bagus jika yang diundang itu Jepang, Korea, Arab Saudi atau Australia. Atau yang kecil sekalian dulu seperti Thailand dan Filipina yang bahkan Indonesia sendiri masih sulit untuk menaklukkannya.
Jadi, kita masih bermimpi untuk mengalahkan Uruguay?
———————————————————————————————————————————————-
Menilik kondisi TimNas yang sedang babak belur sekarang, banyak orang pengamat bola yang berfikir bahwa ini adalah kesalahan kondisi di dalam PSSI, organisasi yang memang mengurus segala sesuatu tentang sepak bola Indonesia. Banyak kalangan berpendapat isu yang dilontarkan PSSI untuk menguatkan TimNas masih jauh dari kata cukup untuk mengantarkan Indonesia menjadi juara di Asean, apalagi di Dunia (pikir2 lagi bung).
Saya sangat sependapat dengan Andi Bachtiar yang berbicara bahwa kalau sepakbola ingin maju, yang lebih utama adalah membuat fasilitas yang memadai dulu. Perbaiki stadion. Jangan dulu mikirin pelatih negara mana yang akan kita ambil untuk melatih. Pemain yang biasa saja akan menjadi pemain yang luar biasa kalau berada di tempat pelatihan yang baik, akan tetapi pemain yang luar biasa akan menjadi biasa kalau mereka berlatih di tempat yang buruk. Yah, memang begitulah keadaannya.
Jadi, karena blog ini milik aku pribadi, dan aku memiliki hak politik untuk memilih :P, maka kalau bisa memilih, aku akan memilih Andi Bachtiar Yusuf untuk menjadi ketua PSSI menggantikan Nurdin Halid sekarang. Minimal, omongannya yang ceplas-ceplos ini bisa mengantarkan sepakbola Indonesia paling tidak menjadi juara si Asean.