The Magic Thief


Wah udah lama neh gak nulis tentang buku. Berhubung udah masuk ke tahun 2011 dan aku punya resolusi untuk satu bulan punya satu buku (kalau bisa lebih) maka dimulailah aku membeli buku bertemakan fantasi untuk buku pertama aku ditahun 2011 ini.

Kenapa milih buku ini?

Sebenarnya aku sama sekali gak ada baca referensi untuk membeli buku ini. Pas di gramed dan berniat beli satu buku ya random aja gitu gambilnya. Alasan pertama seh karena ceritanya yang emang fantasi. Karena aku sangat suka sama gendre fantasi. Dan setelah aku baca ternyata ceritanya bagus juga.

The Magic Thief adalah novel yang bercerita tentang dunia sihir, namun penggambarannya sangat berbeda dengan sihir-sihir sebelumnya yang membuat kita mempunyai pandangan lain dari dunia ini. Dari segi pemilihan kata novel ini terasa ringan dan enak untuk dibaca baik itu bagi anak-anak dan juga remaja maupun dewasa.

Di dalam novelnya kita juga akan diberikan peta kota di mana setting cerita ini berlangsung yang bisa makin membuat kita membayangkan dengan baik arah ceritanya karena praktis kota yang dibuat murni fantasi (bukan kota nyata seperti London atau NewYork).

Untuk menguatkan karakter-karakter yang ada di dalamnya, Sarah Phineas sang penulis juga menambahkan profil dari karakter masing-masing yang masuk kedalam bukunya.

Yang lebih menarik adalah selain menulis dari sudut pandang dua karakter utamanya, Sarah Phineas juga memasukkan simbol-simbol unik yang bisa kita baca dengan bantuan kamus yang ada dibelakangnya. Ide yang briliant menurut aku 🙂

Ceritanya sendiri menggambarkan seorang anak bernama Connwaer, seorang gelandangan, pencuri dan pembuka kunci yang tinggal di Kota Wellmet, sebuah kota yang dibagi menjadi 3 wilayah utama dan sangat kental dengan sihirnya. Namun belakangan tingkat sihir di Wellmet terasa sangat berkurang membuat beberapa orang khawatir dengan hal ini.

Suatu malam Conn yang kelaparan secara tak sengaja bertemu dengan Nevery dan mencuri batu sihir milik Nevery. Yang aneh adalah dia tidak mati atau sakit ketika memegangnya yang membuat Nevery tertarik untuk mengambilnya dan menjadikannya murid sihir. Namun ada syaratnya, Conn harus mencari batu sihirnya sendiri dalam waktu 30 hari.

Selama masa pencariannya Conn yang tinggal di rumah Nevery belajar banyak tentang dunia sihir dan mulai membuka fikiran-fikirannya tentang sihir yang banyak diantaranya tidak diterima baik oleh bahkan Nevery sendiri. Namun Conn tetap yakin dengan pemikirannya dan berusaha untuk membuktikan itu.

Karena penggambarannya yang memakai sudut pandang orang pertama, maka ketika membacanya kita akan dibawa kepada fikiran-fikiran Conn yang unik dengan plot detail yang tertata dengan rapi.

Aku sendiri seh sangat menyukai novel ini sebagai alternatif pilihan novel-novel fantasi. Lagian novel ini juga membuka pemahaman baru kita bahwa sihir bukan hanya sekedar lafalan mantra ruet yang dilakukan dengan melambaikan tongkat, namun lebih jauh. Sihir adalah bagian dari alam ini di mana kita yang menjadi subjek apakah ‘mereka’ memilih kita atau tidak.

So, bagi yang suka dengan novel bergendre fantasi dan sihir-sihiran, novel ini layak menjadi alternatif bacaan disaat lenggang.

Dan selamat membaca 😀

1 Comment

Balas Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s