Belajar Menata Keuangan Keluarga


Haaaiii, Haallooo, apakabar semuanya?

Belakangan ini, satu dua tahun kebelakang deh, di lingkungan sosmed aku (yang punyanya cuma instagram aja seh sekarang) lagi banyak banget orang yang ngomongin keuangan. Ini yang bukan secara khusus aku follow akun keuangan loh. Beberapa dari mereka adalah orang yang emang aku follow dari lama semisal temen blogger yang ngomongin parenting eh sekarang juga masuk ke finansial. Aku sangat suka seh orang-orang yang bicara tentang keuangan gini, karena mereka aku jadi tahu bagaimana seharusnya aku menata keuang aku. Pas banget pandemi gini rasanya uang jadi gak kemana-mana kan karena gak liburan dan makan di luar juga jarang. Maka pandemi adalah waktu yang pas untuk aku menata keuangan.

Kalau ditarik ke belakang, semenjak mulai punya gaji sendiri di tahun 2011 aku tuh gak pernah punya tabungan loh. Ada seh yak buku tabungan, tapi setiap lihat uang beberapa juta aja udah gatel pengen dipake buat beli handphone lah, buat liburan lah dan lain lain. Terus kalau udah kepake tabungannya kosong lagi, isi lagi dari 0 πŸ˜› Sampai pas ditawarin beli rumah yang murah banget ditahun itu aku tuh gak mau karena emang gak ada uangnya gitu loh untuk DP. Padahal DPnya juga lumayan murah lah cuma 10an juta. Rumah di daerah yang sama yang akhirnya aku beli sudah naik 2 kali lipat dan uang DPnya sudah 3 kali lipat. Ya tapi namanya rejeki-rejekian deh yak, jangan diselali yang sudah terjadi πŸ˜›

Di zaman itu aku mikir nabung itu ya udah masukkan sebagian gaji ke rekening tabungan. Gitu aja. Gak tahu itu tabungan untuk apa, gak tahu juga ngitung untung ruginya. Apalagi sampai mikirin inflasi 10 tahun lagi ya, bay dah barang apa itu? Yang aku cita-citakan dulu adalah pengen beli tanah aja buat nanti dijual kalau harganya udah naik. Sungguh pemikiran dangkal karena emang pas kita butuh uang akan dengan sangat mudah itu tanah dijual? Terus kalau kita jual dengan harga misal 100 juta terus ada gitu orang mau belinya? Atau jangan-jangan saking perlu uangnya ditawar 80 juta kita iyain udah yang penting dapat uang. Belum lagi ngurusin pajak penjualannya, balik namanya, yang ugh pusing dah. Kalau kalian nanya ke aku sekarang, jangan deh beli-beli tanah untuk investasi. Kecuali kalau kalian emang mau menggerakkan tanah tersebut untuk bisa menghasilkan seh its okay.

Terus tahun 2014 punya anak dan karena mama mertua adalah mantan pegawai Jiwasraya maka masuklah aku ikut dana pendidikan si K ke BUMN itu. Tahun itu mah belum ngerti apa itu asuransi unit link dan segala macamnya. Tahunya ya nabung nabung aja. Lumayan di umur si K ke 17 nanti dia dapat uang sekian rupiah yang gak akan diambil oleh emak bapaknya kalau kepengen jalan jalan πŸ˜› Padahal ya ampun, kenapa pula dana pendidikan masuk ke asuransi kan? Untungnya (masih untung aja bo) nama asuransi jiwa yang tertanggung itu adalah nama suami, jadi ya bener asuransinya. Coba kalau nama tertanggung itu nama anak kan yak, makin berabe lah itu urusan.

Menginjak tahun 2017, akupun udah niat banget terus ngobrol sama suami. Niatnya itu sederhana seh sebenarnya, yang pertama aku pengen nabung dana haji karena ya sebagai muslim naik haji itu wajib kan yak. Kalau orang-orang banyak yang pergi Umroh dulu ya gak papa, tapi aku cuma pengen naik haji aja. Biaya naik haji itu satu orangnya 25 juta rupiah, jadi kalau berdua itu 50 juta. Kok ya “kelihatan” banyak yak! Hahahaha. Emang kalau gak niat itu ya kelihatan sangat banyak.

Terus yang kedua niat aku itu nabung dana pendidikan untuk si K. Karena tahun itu aku sangat banyak nonton biaya pendidikan kuliah di eropa yang wow gitu jumlahnya. Gimana aku bisa kuliahkan dia ke sana kalau uangnya aja gak ada? Gak mungkin banget kalau anaknya udah SMA terus aku baru nabung, uangnya bisa kekumpul. Ada seh asuransi pendidikan tadi di atas, tapi jumlah uangnya ya gitu deh, gak memuaskan. Makanya aku mulai buka tabungan biasa aja untuk khusus mengisi tabungan pendidikan sama si K.

Ternyata, kalau udah niat uang yang kerasa besar dapat kekumpul dengan cepat loh! Semenjak udah tahu aku mau apa, jadi setiap ada duit ya yang difikirkan pasti nabung dulu. Masukkin lah ke tabungan haji dan pendidikan. Lalu akhirnya kurang dari setahun kekumpul dong uangnya! Aahh, aku senang, kenapa gak dari dulu kan?Β  Jadilah aku akhirnya bisa daftar kuota haji di tahun 2018 dan akan berangkat 2036, wow banget, aku udah tua πŸ˜› Tabungan pendidikanpun secara pelan-pelan mulai kekumpul uangnya, bahkan jumlahnya bisa lebih besar daripada jumlah premi yang di dapat nanti saat si K umur 17 tahun dari asuransi pendidikannya yang emang seuprit itu (apa aku tutup aja ya asuransinya(?)).

Karena merasa udah bisa menabung, dan rasanya kok ya sayang kalau duitnya gak dimanfaatkan secara benar, akhirnya tahun 2019 aku mulai belajar belajar sedikit tentang keuangan. Barulah aku tahu ada yang namanya Reksadana, saham dan obligasi. Woy! Kemana aja si irni baru tahu di tahun 2019 di umur 31 tahun? Hahahaha. Ya tapi kata orang “Waktu investasi terbaik adalah kemaren, dan waktu yang paling terlambat adalah besok”, maka gak ada salahnya kita belajar hari ini kan yak :mrgreen:

Tahun 2019 itu, investasi udah sangat mudah banget. Bahkan sambil baring di rumah aja udah bisa buka Reksadana, Saham, beli Obligasi dan apapun nama produk investasi kalian, pasti bisa lewat smartphone dah! Pun, investasi juga udah murah banget, mulai dari 100 ribu juga udah bisa beli reksadana dan mulai 500ribuan udah bisa beli 1 lot saham. Mantul dah. Lalu mulailah aku membuka akun dibeberapa aplikasi dan mencoba membeli berbagai jenis reksadana. Awalnya ya langsung beli-beli aja tanpa melihat itu perusahaan apa, lihat yang tinggi returnnya langsung sikat dah. Ternyata gak begitu juga Niee! Bahkan aku ada reksadana yang akhirnya turun 15% lalu tutup dan dananya baru cair 50% gitu loh, hahahaha. Bener-bener uang belajar dah menurut aku.

Karena gak mau terjerumus lagi, maka akupun mulai belajar mulai dari googling sampai ikut kelas-kelas financial gratis hingga berbayar. Maka, barulah aku tahu, sebelum kita mulai investasi, harus banget mengatur cashflow dulu lalu kita juga harus tahu tujuan investasi kita itu untuk apa. Ini penting agar jari-jari dan tangan ini gak gatel buat ambil uangnya, hahahahaha. Kelihatan sepele seh karena apa seh susahnya membuat cashflow dan membuat tujuan investasi? Ternyata gak semudah itu ferguso!

Bayangin ya, kalau kita belum membereskan cashflow, yang ada setiap bulan kita nabung, tapi akhir bulan kita ambil lagi karena uangnya ternyata gak cukup! Nafsu aja yang banyak buat investasikan ya, ternyata gak mampu, hahahaha. Terus tujuan investasi itu juga harus banget yang bisa terlaksana. Kebanyakan orang kan banyak maunya ternyata uangnya gak ada, hahahaha. Karena tujuan investasi itu gak cuma yang gede-gede yak, dari yang kecil pengen beli HP, beli mobil, beli rumah, sampai dana pendidikan dan pensiun, liburan semua masuk ke tujuan investasi.

Pertama kali aku belajar ya aku tuliskan semuanya dong yak. Mulai dari pengen ganti HP baru 2 tahun kedepan, terus mobil harus diganti dong 6 tahun lagi, rumah mau direnov rutin 10 tahun lagi, dan umroh plus liburan harus banget bisa tercapai 5 tahun lagi, dan oh si K harus bisa kuliah di LN kan minimal di US lah 12 tahun lagi, terus udah tua maunya pensiun dong, terus pendapatannya maunya segede sekarang dihitung kenaikan inflasi biar gak mejadikan si K sandwich-Gen dan hidup aku bisa terus senang-senang udah tua tetap bisa jalan-jalan ke luar negeri. Wow, sungguh keinginan yang kebanyakan padahal uangnya terbatas! Hahahahahahaha.

Aku juga baru tahu, dari semua investasi yang harus dilakukan, bahwa dana darurat adalah koencji kesuksesan. Jadi dana darurat dululah yang dikumpulkan, baru investasi yang lain. Karena kalaupun kita inves sana sini terus ada kendalam masalah darurat yang menyerang, ambil uangnya ke mana? Masak harus ambil yang investasinya kan? TAPI jujur, dana darurat aku masih kacau balau seh, hahahaha. Soalnya ya sayang kan kalau ada uang mending dimasukkan ke dana pendidikan atau pensiun daripada ke dana darurat, hahahahaha.

Jadi, kalau ditanya sekarang, si Irni lagi investasi untuk apa? Aku pasti dengan mudah menjawab sedang mengumpulkan dana darurat, tabungan pendidikan, dana pensiun dan dana haji untuk keperluan berangkatnya. Udah gak neko-neko yang lain, biar aja yang lain difikirkan sama suami, huahahahahaha.

Terus investasinya pake apa? Pada dasarnya semuanya aku coba, hahaha. Tapi kebanyakan aku tetep Reksadana baik Pendapatan Tetap maupun reksadana saham dan sebagian obligasi pemerintah. Untuk saham baru coba-coba aja bahkan belum berani investasi rutin, aku belum kuat lihat pergerakannya, hahahahaha.

Investasi ini terlihat gampang, kalau kata suami ya gak perlu pake belajar segala lah πŸ˜› TAPI, pas aku tanya ke teman-teman terdekat aku di lingkungan kantor, pada gak ada yang jelas juga loh tujuan investasinya. Pada nabung ya nabung aja. Makanya aku fikir hal semacam ini emang perlu dipelajari kan yak?

So, kalau kalian investasinya pake apa?

2 Comments

  1. Iya belakangan ini memang rasanya tema keuangan/investasi ini lagi booming ya Niee dimana-mana (terutama di socmed). Aku juga suka ikuti sih, jadi tahu beberapa hal baru juga. Dan beberapa yang sesuai juga bisa aku implementasikan. Suka! πŸ˜€ Dan kadang memang belajarnya itu paling cepat dipahami kalau terjun langsung ya Niee daripada kalau via kelas doang, hahahaha πŸ˜†

    1. Iya, jadi semua orang ngomongin kan ko. Jadi positif seh rasanya, jadi makin semangat investasi ke mana-mana, hahaha.

      Bener, kalau belajar terus gak akan bisa-bisa kalau gak langsung aja kan πŸ˜€

Balas Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s