Beroah


Nah, siapa yang ngerti dengan kata satu ini? 🙂

Kemaren, rumah aku ngadain acara kecil-kecilan buat nyambut bulan Ramadhan.. (Ya, Allah gak terasa yak, bulan ini udah mau Ramadhan lagi >.<) Kebiasaan di daerah tempat aku adalah, kalau menjelang Ramdhan gini, selain berziarah ke makan keluarga dekat (yang biasanya dilakukan pada H-3 bulan puasa) juga sering mengadakan yang namanya beroahan.

Gak, tahu juga ini kebudayaan Islam atau Melayu di daerah aku aja (atau jangan-jangan ada yang tahu dengan istilah ini tapi aku aja yang kuper? 😛 ) yang jelas acara seperti ini sudah berlangsung dari semasa aku kecil sampe sekarang, tapi sayangnya acara ini sudah sedikit-demi-sedikit ditinggalkan oleh warga.

Beroah sendiri adalah, kegiatan membaca ayat-ayat suci serta doa-doa yang diperuntukkan bagi keluarga yang telah meninggal. Mirip seperti tahlilan deh isinya. Tapi, kalau Tahlilan (lagi-lagi ini di daerah aku yak) itu lebih kepada kegiatan setelah beberapa waktu seseoarang meninggal. Yaitu seminggu (berturut-turut) setelah seseorang meninggal, hari keempat belas, hari keempat puluh, dan hari ke seratus.

Nah, kalau Beraohan ini ditekankan dilakukannya minimal setelah setahun almarhum wafat.

Biasanya, untuk menghemat waktu dan ongkos Roahan ini dilakukan secara masal. Maksudnya, satu acara langsung membacakan doa untuk beberapa kerabat yang telah meninggal. Bahkan tak jarang pula, tetangga yang diundangjuga ikut menitip doa untuk kerabat dekatnya.

Yang diundang siapa niee?

Gak jauh-jauh kok. Hanya para tetangga disekitar rumah, biasanya hanya 30-40 rumah saja yang diundang, dan yang perlu ditekankan disini adalah, beroahan hanya dikhususkan bagi bapak-bapak dan anak muda laki-laki saja. Kalaupun ada perempuannya, itu adalah keluarga dekat yang diundang dan tidak masuk dalam majelis. Biasanya kami duduk di dekat ruang tamu yang digunakan sebagai majelis dan ikut berdoa.

Acaranya…

Pertama membaca doa untuk membuka majelis. Kemudian dilanjutkan dengan membaca surah Yasin dan dilanjutkan Bacaan Tahlil dan Doa Tahlil, dan terakhir yang paling penting tentu makan-makan *eh 😆

Dulu, jika sudah mau puasa begini, berganti-gantian para tetangga mengundang untuk acara beroahan seperti ini. Sampai-sampai jika ingin mengadakannya perlu bertanya pada tetangga dulu, jangan sampai ada dua acara atau lebih dalam satu hari.

Tapi, seperti yang sudah aku sebutkan di atas, beroahan ini sudah jarang dilakukan lagi oleh warga di daerahku. Hanya keluarga ‘tua’ menyelenggarakannya. Kalau keluarga muda gak pernah deh. Syukur-syukur mereka masih mau datang kalau diundang.

Kalau didaerah teman-teman blogger, ada tradisi apa buat menyambut bulan Ramadha seperti ini? 🙂

57 Comments

  1. Wah, pengetahuan baru untukku.
    Di daerahku ada nyadran, ngunjungin makam gitu. Trus padusan, mandi biasanya di kolam renang atau di pantai. Apalagi ya…
    Tapi aku nggak ngikutin semua sih hihi… Nyambut Ramadhannya biasa aja… nggak pake tradisi2 gitu 😀

    1. waaahh,, aku baru tahu juga istilah nyadran dan padusan itu deh… unik juga yak harus mandi mandi gitu pas mau Ramadhan 😀

  2. Salam kenal. Kalau tahlilan, di tempatku juga ada. Kalau beroahan ini kan tradisi, bukan ritual. Terus aja dipertahankan, karena tujuannya juga untuk kebaikan…

  3. Gak ada tradisi khusus di rumahku Niee. Paling pas sahur pertama, maap-maapan ama semuanya. Itu pun kalo kebangun semuanya -___-*

    1. hah?? emang pas sahur pertama bisa gak kebangun gitu dev? kalau di rumah aku udah minggu2 akhir baru deh pada males semua, tatpi tetep aja sahur.. 😀

    1. iya mas arman.. emang bagus banget,, selain untuk mendoakan arwah yang udah meninggal juga menjalin silahturahmi antar tetangga gitu deh 🙂

  4. sama kaya Miftahgeek & goiq !! menyambut sekaligus kasih buku amal amalan kita selama bberapa bulan ke belakang ! 😀

  5. Kalo di daerah kami, di sumatera selatan, namanya ruwahan mbak. yah, nggak jauh beda lah ya kedengarannya.. kegiatan yang dilakuin juga sama. Katanya sih buat nyambut ramadhan… ada yang ziarah ke makam kerabat, ada yang pengajian, macem-macem lah..

    1. eh kadang-kadang di Pontianak nyebutnya ruwahan juga seh.. tapi aku dan keluarga lebih sering nyebutnya beroah.. gak tahu juga yang mana yang bener

  6. di desa saya tradisi menyambut ramadhan beroah ga ada, tapi minggu depan ada khataman di masjid dan pengajian menyambut ramadhan ^_^

    1. waaahh., kalau di daerah aku khatamannya dilakukan pas bulan Ramadhannya gitu deh mas sehabis taraweh di surau-surau 😀

  7. Yah mungkin maksudnya mah syukuran kali yah Niee…

    Tapi di komplek aku mah jarang jarang Niee…
    masih pada pasangan muda semua kali yah…
    pada males…hihihi…

    Tapi di tempat nenek ku suka ada tuh…

Balas Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s