Nun Jauh di sini..


Halo Vania, kenalin nama tante Irni Irmayani. Vania boleh manggil dengan sebutan Tante niee. Tante tinggal di Pontianak. Vania tahu di mana Pontianak? Kalau dari rumah Vania ke Pontianak itu perlu naik pesawat baru bisa sampe. Atau Vania bisa juga naik kapal. Kalau naik kapal dari pulau Jawa harus nginap dulu 2 hari 3 malam di kapalnya. Jauh ya rumah tante :mrgreen:

Walaupun jauh dan kadang merasa berada di daerah yang kurang diminati, tapi tante seneng sekali tinggal di Pulau Kalimantan ini. Karena di sini tanahnya luas banget. Banyak hutan dan banyak sungai-sungai yang mengalir membelah seperti di kota Pontianak. Masih ada transportasi berupa sampan dan sepit. Vania tahu gak gimana bentuk sampan dan sepit?

(gambar diambil di sini)

Nah, seperti gambar di atas begitulah sampan. Kalau sepit bentuknya juga sama dengan sampan. Cuma dibagian ujungnya dipasang mesin supaya berjalannya gak pakai didayung lagi, tapi dijalankan oleh mesin.

Ngomong-ngomong soal sepit, tante punya kejadian yang sampe sekarang tante gak bisa lupain loh. Kejadiannya saat tante masih kecil dulu. Waktu itu tante masih duduk di kelas 4 SD.

Bapak tante bukan asli orang Pontianak. Bapak waktu kecil hidup dan besar di daerah barat pulau kalimantan bernama telok Pakedai. Kalau mau ke sana dari Pontianak harus menempuh perjalanan air menggunakan sepit besar selama 4 jam, dilanjutkan sepit kecil selama 1jam-an.

Karena dulu almarhumah neneknya tante masih tinggal di sana, makanya beberapa kali tante dan orang tua tante pergi mengunjungi nenek di telok pakedai.

Kalau Vania ikutan pasti Vania suka deh. Pemandangan dari Pontianak ke Telok Pakedai itu cantik banget. Karena kita akan melewati Selat Karimata dan dapat melihat pulau-pulau kecil disepanjang barat pulau Kalimatan. Selama dalam perjalanan kita juga bisa main air dengan mencelupkan tangan kepinggiran sepit. Tapi ini harus hati-hati loh, jangan sampe badan terlalu menjorok ke bawah, nanti kita bisa jatuh.

Soal jatuh dari sepit ini tante niee pernah mengalaminya sekali. Tapi bukan karena tante niee nakal loh. Walaupun ya kadang tante emang nakal juga sesekali (Vania jangan dicontoh yak! 🙂 ). Saat tiba di pasar besar Telok Pakedai hari udah sore banget, jadi sepit2 kecil yang mengantar dari Pasar ke Rumah neneknya tante tinggal 2 buah. Padahal rombongan tante banyak banget. Karena terpaksa jadinya rombongan yang jumlahnya belasan orang dipaksa masuk ke sepit kecil menuju ke rumah nenek.

Awal perjalanan sepertinya lancar2 aja. Sampailah ketika tante dan bapak berada di persimpangan sungai yang arusnya lumayan kencang. Tukang sepit yang kurang hati-hati membawa sepitnya melaju gak jelas hingga sepit yang tante tumpangi menabrak batang pohon besar yang hanyut di sungai.

Saat itu tante gak ingat jelas bagaimana kejadiannya. Yang tante ingat hanya sepit udah dalam posisi terbalik dan tante udah di atas sungai panik. Tante panik karena tante gak bisa berenang. Bagai pahlawan bapak tante langsung menghapiri tante dan menaruh tante dipinggiran sungai untuk berpegangan dengan akar-akar pohon. Tante yang ketakutan berpengangan erat bener sama akar pohon. Udah gak mikirin apa yang ada di balik semak2 yang kalau diinget sekarang tampak menyeramkan.

Setelah itu bapak tante juga menyelamatkan sepupu2 tante yang ikut rombongan dari sepit ini. Anehnya dalam romobongan ini hanya bapak tante dan si tukang sepit yang bisa berenang. Jadi kalangkabutlah mereka menyelamatkan tante dan semuanya.

Dari kejadian itu, makanya tante kepingin banget belajar berenang. Vania nanti kalau udah gede juga belajar berenang ya. Jangan kayak tante yang gak bisa berenang >.< Karena selain untuk kesehatan dan katanya bisa menambah tinggi badan jika rutin melaksanakannya, berenang juga bisa menyelamatkan diri kita dari kejadian2 yang tidak mengenakkan seperti yang tante alami itu.

Oia, tante juga mau cerita tentang desa Bapak tante yang bernama Teluk Pakedai tadi. Desa ini berada di pinggiran sungai. Kalau mau kemana-mana, kita perlu naik sampan. Ya ke pasar, atau ke kebun. Seperti kalau di rumah Vania naik motor atau mobil. Penduduk di desa ini kebanyakan berprofesi sebagai petani. Biasanya mereka menanam padi dan kelapa buat di jual ke Pontianak nantinya.

Pokoknya desanya indah banget. Sangat asri karena belum tercemar banyak polusi. Kalau Vania ada kesempatan main ke Kalimantan dan Pontianak, gak salah deh Vania singgah ke Telok Pakedai. Tapi sebelumnya Vania belajar berenang dulu ya, biar gak tenggelam seperti tante 🙂

nb: postingan ini diikuti dalam Vania’s May Giveaway. Mudah2an bisa menang yak 😛

nb lagi: selamat Ulang tahun yang ketiga ya buat Vania. Mudah2an umurnya berkah dan selalu mendapat ridho dari Allah swt. Menjadi anak yang sholeha dan berbakti kepada dua orang tua. Sealu sehat dan ceria dan membuat bahagia kedua orang tua. *kecup cantik jauh dari Pontianak* 😳

42 Comments

    1. iya jauh 🙂
      Makanan khasnya banyak, ada sayur peceri nenas, ada mie sagu, bubur pedas,, mau pesan yang mana? 😛

  1. Tante Niee… bagus sekali ceritanya… jadi terbayang indahnya bumi Pontianak dan terutama Teluk Paderai… apakah smpe skrg Teluk Paderai msh asri…? Semoga keasriannya nggak akan punah yah Tante…

    Tante… klo bisnis pelampung disana gmn? serem jg yah klo kmn2 naik sampan atau sepit… hihihi… tapi jd pengalaman tak terlupakan yah Tante…

    Tante, Niee.. makasih bnyk ceritanya yaa… Vania save dulu… 🙂

    1. iya mbak,, Teluk Pakedainya masih lumayan asri kok, walaupun udah gak perlu pake sepit lagi kesana, udah ada feri penyeberangan dan bisa naek motor 😀

      asek,, jurinya dateng *joged2pisang*

  2. eksotis banget nyebrang make sampannya. hehehee… tapi memang pengalaman kamu nggak bakal terlupakan yah? untung nggak kenapa-napa.. coba kalo sampe terbalik, nggak ada lagi ceritanya tante niee disini.. hihihihi *plaak

  3. oh ini toh ya lomba vania tuh. keren ya naik sampan, bln pernah euy. moga dapet yang terbaik di lomba vania giveaway nya ya, amin..

Balas Komentar