Saya [bukan] Guru

Kalau dilihat-lihat blog aku ini jarang menceritakan keseharian aku. Padahal kalau melakukan blog walking aku paling suka dengan blog yang menceritakan tentang personal lifenya. Apalagi kalau sang blogger adalah seorang orang tua muda yang sering menceritakan tentang keluarga dan pertumbuhan dan kegiatan anak2nya. (Yak, ngaku deh sebenarnya aku sedikit banyak iri dengan mereka. Mudah2an blog ini berumur panjang sampai aku juga menceritakan seperti itu yah ).

Ok, jadi postingan kali ini aku akan menceritakan pekerjaan aku sekarang. Jadi selama aku kuliah dulu aku sangat ingin bekerja paruh waktu. Rasanya seneng aja gitu mendapatkan penghasilan sendiri untuk menambah uang jajanku yang sebenarnya lebih dari cukup. Tapi tetapkan namanya juga manusia, apalagi cewek suka pingin beli baju, sepatu, tas, aksesoris dan lainnya yang semenjak kuliah kok rasanya gak enak kalau meminta uang sama ortu hanya untuk keperluan sekunder seperti itu.

Kebanyakan dari teman2 kampus aku juga kerja. Karena aku kuliah dibidang IT, jadi banyak yang bekerja freelance menjadi programer, networker, design grafis atau web designer. Tapi aku sendiri merasa IT bukanlah dunia yang terlalu aku kuasai, walau aku merasa cukup baik dibidang programing, namun jika diajak atau mendapat proyek selalu aku tolak dan memberikannya kepada teman-teman aku yang lain. Aku juga merasa gak ada bakat sama sekali di dunia jaringan. Waktu kemaren ambil matakuliah ini, nyaris isinya aku bolos2 terus 😆

(gambar diambil dari uasbn.org)

Karena merasa tidak baik di dunia IT-lah, maka aku memilih bekerja sebagai pengajar.

Awalnya aku gak ngasih tahu orang rumah atas pekerjaan aku ini. Bukan karena takut tidak dibolehkan (ada loh teman aku yang gak dibolehkan bekerja sebelum lulus kuliah), tapi karena jenis pekerjaanku ini PENGAJAR! Yak, dulu waktu pertama kali mau masuk kuliah sebenarnya ibuku (yang seorang guru SD) ingin aku masuk FKIP saja, biar jadi guru katanya. Kata ibu jadi guru untuk cewek itu enak, kerjanya gak capek, cuma sampe siang.

Aku yang merasa pekerjaan menjadi guru itu gak keren tidak mau mengikuti keinginan ibuku. Jadi secara diam2 aku memilih Teknik Informatika dan Teknik Arsitek saat SPMB kemaren (anak tidak patuh). Tapi akhirnya toh aku terjerumus juga dalam dunia ajar mengajar *karma*.

Masuk semester 8 aku mendaftar disebuah bimbingan belajar sebagai pengajar matematika. Alhamdulliah lulus dan aku bekerja selama +/- 5 bulan. Bukan karena dipecat dong (malah sang kepala cabang nangis2 saat aku bilang mau berenti)*lebay* 😆 Tapi karena aku merasa tidak betah mengajar di depan kelas (ternyata ngajar itu capek bo’, salut buat guru2 itu).

Berhenti mengajar di bimbingan aku balik mengajar lagi. Kali ini mengajar private. Berfikir bahwa mengajar satu murid itu akan lebih mudah daripada mengajar di depan kelas. Ternyata kali ini aku benar *yipiee*. Akupun mulai betah dengan pekerjaan aku sekarang. Walaupun awalnya aku melakukan itu saat sedang sibuk2nya nyelesaikan skripsi, tapi karena merasa bukan beban, jadi aku menjalaninya enjoy aja (eh BTW ortu aku udah tahu setelah beberapa bulan aku bekerja. Dan Yak! aku diketawain habis2an 😕 ).

Bulan ini mungkin bulan terakhir aku mengajar, karena aku udah mendapatkan pekerjaan tetap dan akan masuk bulan depan. Pastinya aku akan kangen dengan kegiatan mengajar aku ini. Namun jika orang bertanya apakah aku guru? Aku pasti menjawab: bukan, aku bukan guru 😀 *gakpedebo*.