Sudah sejak siang hari kotaku diguyur hujan yang lumayan lebat. Jika hari-hari biasa tentu kita akan lebih memilih untuk bergulung di dalam selimut di atas kasur.
Tapi hari ini beda. Ya tentu lah sangat beda. Hari ini adalah hari terakhir Ramadan. Kesedihan memang menggelayuti bagi sebagian orang yang merasa akan meninggalkan bulan suci dan penuh rachmat ini. Belum tentu tahun depan kita bisa bertemu lagi dengan Ramadan. Tapi banyak juga yang senang, karena tak lain adalah besok Idul Fitri. Hari kemenangan yang banyak ditunggu oleh kebayakan orang.
Sebenarnya, apa arti kemenangan itu? Jika kita tanyakan kepada para kyai pastilah mereka mengatakan kemenangan dari segala ujian di bulan Ramadan. Bagaimana kita telah berhasil menahan segala keburukan yang selama ini kita kerjakan pada bulan-bulan lainnya. Kemenangan karena telah berhasil melakukan segala kegiatan yang dapat menampung pahala. Jika kita tanyakan kepada anak-anak arti kemenangan itu, tentulah mereka berkata dengan polosnya bahwa kemenangan akan berhasil berpuasa dan akhirnya mendapat hadiah berupa uang dan baju baru.
Kebudayaan Indonesia, tak dapat untuk kita pungkiri adalah bersifat konsumtif jika sudah mengenai hari kemenangan itu. Contohnya adalah hari ini. Ditengah hujan yang deras, orang-orang masih saja bersibuk untuk pergi ke pasar. Membeli segala sesuatu yang dianggap masih kurang untuk mempersiapkan lebaran ini.
“Kok orang-orang ini mau sih belanja pas hujan gini?” tanyaku kepada kakakku. Teman aku berjalan hari ini.
“Lah, kita juga sedang apa? Kita kan juga berjalan waktu hujan?” jawab kakakku yang malah balik bertanya.
“Tapikan kita pake’ mobil. Kalau kayak mereka yang menggunakan motor, gak mau ah,” ucapku menyelesaikan diskusi itu.
Memang, sebenarnya aku harus banyak-banyak bersyukur. Ditengah orang yang masih banyak kehujanan, aku bisa berteduh dengan hangat di dalam mobil sambil mengendarainya dengan tenang. Tidak ada ketakutan akan barang belanjaan yang akan basah atau makanan yang baru saja dibeli akan rusak.
Jadi, apa makna kemenangan bagi aku pribadi?
Kemenangan adalah jika aku bisa mengubah dari sesuatu yang buruk atau kurang menjadi baik ditahun ini. Ramadan lebih untuk aku intropreksi diri. Apa yang telah aku lakukan dan belum aku lakukan selama 11 bulan belakangan ini. Maka akupun inginkan sebuah perbaikan. Jika perbaikan itu terjadi, maka menanglah aku. Dan hari kemenangan itu akan menjadi lebih indah dan lebih bermakna.
Baju baru? Rasanya itu hanyalah reward untuk semuanya.
Aku pribadi, tidaklah terlalu suka dengan segala kesibukan untuk hari lebaran. Baju hari ini dibeli ya besok dipakai. Kue hanya pelengkap yah beli saja seadanya. Rumah dibersihkan hanya untuk menghormati tamu yang pastinya akan lebih banyak dibandingkan hari-hari biasanya.
Kebanyakan keluarga aku bersikap konsumtif. Mereka bilang ini tradisi, harus dilestarikan. Lagian kapan lagi berkumpul dan bersenang-senang seperti ini kalau bukan sewaktu lebaran.
Hmm, benar juga sih. Maka akupun ikut-ikut saja apapun itu. Tapi kalau aku sudah berkeluarga sendiri, gak tahu juga deh apa aku akan sesibuk sekarang atau akan santai-santai saja. Atau bahkan aku akan lebih sibuk? Haha, gak tahu juga deh.
Maka, apapun itu, inti dari hari kemenangan ini adalah mensucikan diri kita sesuci-sucinya. Kalau perlu ya kita minta maaf juga. Karena kapan lagi kalau bukan saat ini 😀
=====
Minal Aidzin Wal Faidzin.
Mohon Maaf lahir dan batin.
Selamat Iedul Fitri 1431H.