Life Begins At 30


Minjem tagline blognya mas Arman πŸ˜›

Jadi-ceritanya-hari ini-aku-ulang tahun-ketiga puluh πŸ˜›

Lalu apa yang berubah selain perubahan angka depan diumurku sekarang?

 

Selfi dulu di kantor pas hari ulang tahun ketiga puluh πŸ˜›

Aku bisa bilang, selain merasa udah cukup tua untuk menganggap diri ini anak paling muda di kantor (yak, aku selalu jadi anak paling muda seh di kantor, bahkan di kantor aku yang sekarang aku tetep yang paling muda secara umur dan kepangkatan πŸ˜› ) hampir gak ada perubahan yang berarti lainnya, hahahahaha.

Flashback keumur aku sebelum sebelumnya, bagi aku umur 1 – 9 tahun itu membahagiakan banget. Aku tentu masih kategori anak kecil yang sukanya cuma main-main dan nakal nakalan. Masuk ke umur 10 – 19 tahun itu si Irni yang masuk usia remaja malah lebih merasa menahan diri. Lebih suka berteman dengan sekelompok teman kecil dibanding berteman dengan orang banyak dan masuk ke komunitas besar. Lebih penyendiri dan lebih suka sendiri seh umur segini. Makanya aku mulai suka baca buku yang tebel banget itu diusia ini πŸ˜› Mulai yakin aku gak suka denger musik juga karena berasa ribut. Setelah aku nulis ini, aku baru sadar mungkin karakter aku yang sekarang dibentuk saat usia aku remaja kala itu. Walaupun pembentukan karakter diusia remaja ini, tapi banyak penyesalan deh untukku diusia remaja ini. Seharusnya aku bisa lebih, seharusnya aku bisa berteman dengan banyak orang, dan seharusnya seharusnya lainnya yang tentu aja semua itu gak bisa diulang lagi. Catatan juga neh untuk aku lebih mendekatkan diri pada si K diusia remaja seperti ini.

Masuk ke usia 20an, bagi aku inilah usia di mana momen terbesar di dalam hidup aku dimulai. Bisa dibilang pondasi hidup aku untuk bertahun-tahun mendatang dimulai dari umur ini. Aku lulus kuliah, aku masuk kerja, aku menikah, aku punya anak dan aku banyak mengeksplore tempat baru diumurku 20an ini. Kalau diumur remaja aku banyak penyesalah, diumurku yang 20an ini aku hampir tidak pernah lagi menyesal dengan jalan yang aku ambil. Mungkin karena sudah lebih tua, setiap tindakan yang aku ambil selalu diiringi dengan pemikiran yang matang. Dan mungkin diumur 20an ini aku lebih mengenali diri sendiri dan lebih bersyukur dengan apa yang telah aku dapatkan sehingga hampir tidak pernah membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang lebih tinggi.

Jadi, per hari ini, aku sudah menyandang status emak-emak berkepala tiga πŸ˜› Aku sendiri gak tahu bagaimana kehidupan orang-orang umur 30an itu. Aku juga gak pernah membayangkan gimana rasanya. Apakah semembahagiakan seperti masa anak-anak? Atau segalau usia remaja? Atau setenang usia 20an? Atau bahkan bisa lebih menarik lagi? Mari kita lihat saja 10 tahun ke depan :mrgreen:

 

 

21 Agustus 1988 – 21 Agustus 2018

14 Comments

Balas Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s